Rabu, 20 Oktober 2010

Detik Yang Melambat

aku mencicil barang-barang yang akan kubawa. satu koper dan satu tas jinjing terasa kurang bagiku. 10 bulan! mungkin seisi kamar harus dikemas.hhhh...ketika kegalauan menyerangku karena tak kunjung mendapat kepastian, aku mengadu. kini, ketika semuanya menjadi pasti dan tak bisa dibendung lagi, aku pun mengadu. penyakit manusia yang tak pernah jelas seperti pancaroba!
detik kuminta melambat, biarkan aku menikmati kebersamaan ini yang bersisa tak lebih dari dua minggu. detik kuminta melambat, biar kukumpulkan tenagaku dan kuhilangkan stressku agar tak sakit jiwa. detik kuminta melambat, biar aku membawa piring-piring ini semakin mudah.oh Tuhan...jalanku terasa begitu mulus.
Aku sadar aku selalu meminta, Kau memberinya tapi aku sering lupa membalasnya. padahal tak pernah kurang suatu kebaikan dariMu. Aku percaya aku bisa.
***
Detik ini melambat, aku ingin segera dua minggu lagi.aku ingin meninggalkan kehidupanku yang sempat abu-abu. aku tak mau menggombal! sesak....
Dalam harap: semoga masih ada yang menungguku pulang. 10 bulan waktu yang sebentar. biarkan aku menikmati masa itu. biru laut,burung camar, ikan paus dan deburan ombak.
ijinkan aku menikmati kehangatan Karibia dan beku Alaska. aku bukan manusia gila dunia, tapi ijinkan aku untuk memberi mereka sepeser kasih sayang dan kehangatan hasil kerja kerasku.
***
Detik ini semakin melambat. satu hari kerja tak kunjung usai. Oh Tuhan...biarkan aku menikmati sakitnya tulang-tulangku. karena aku cinta dan untuk sebuah cinta yang akan kutagih setelah sepuluh bulan usai...

Kamis, 14 Oktober 2010

Entahlah

Entah apa lagi yang harus kusuratkan di halaman ini. aku hanya sedang menemui jalan buntu meski sambil berpikir. orang yang kuharapkan bisa membantuku ternyata hanya membuatku sakit dan semakin terpuruk. semakin tak berguna aku dibuatnya. seolah apa yang kualami klise baginya.
Oh tidak!
Seseorang yang bersamaku 5 tahun ini, semakin memendam perasaannya. aku rindu ucapan-ucapan sayangnya, tapi mungkin pudar seiring hisapan asap tembakau yang mulai menggerogoti hatinya. aku rindu ketika ia bisa membuatku ceria dan selalu berusaha melindungiku beberapa tahun lalu.
tapi kini berbeda. lagi-lagi harus kuterima kenyataan yang membuatku merasa beda.
cinta...
aku hanya ingin berlindung di balik ketulusanmu, dari binatang-binatang yang hanya mencari nafsu dan menghancurkanku.
cinta...
apakah kau sedang tak berdaya? seolah aku yang kalah dalam perjuangan cinta. seolah aku lemah tak lagi memiliki cinta. tapi justru aku yang sedang mencari tahu siapakah yang sebenarnya yang mencinta.
kata-katamu yang menyakiti, hanya membuatku tersapu dan menunggu kisah berikutnya. semoga masih indah.
seandainya kamu tahu apa yang tengah terjadi. buruk dan semakin buruk. tapi aku berharap cinta yang bertahan, meski tak sekuat dinding beton kesultanan.
mungkin cinta bisa lelah.
padahal aku yang lelah menanti, menunggu, berharap.
tapi kau telah mati.
entahlah.

Kamis, 30 September 2010

Setan Ruang Kosong

Menyesal datangnya kemudian.
begitulah umumnya kudengar.
tapi seorang manusia bodoh yang sudah merasakan sesal dari awal membuat hidupnya tambah menyesal.
"setan kok dihampiri?" celetukku.
ia hanya mengangkat bahunya.
kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu kaku, seperti masih ragu untuk mengatakan sesuatu.
aku tidak memaksanya untuk berbicara, hanya bingung saja ia kepada siapa lagi hendak bercerita.
ya sudahlah.

***

pagi ini, ia sudah menutup hatinya. ini bukan cinta! melainkan satu rasa yang kadarnya kurang dari cinta, tapi tidak juga sayang.
seseorang yang akan ditemuinya pun bukan siapa-siapa. hanya teman biasa, tapi mesra. Oops! begitulah aku menilainya.
harusnya ia tidak maju. tapi mundur ke masa lalu. masa suram yang membawanya hidup dalam kebimbangan, keraguan dan ketidakpastian. bukan aku mengajarinya untuk tidak melihat masa depan, tapi seswekali tengoklah ke belakang, apa kesalahan yang sudah pernah ia buat jangan dibuat lagi, jangan diulangi lagi.
tapi memang dasar imannya lemah! ia menyisakan ruang untuk setan di rusuknya.
dan membiarkan mahluk laknat itu menempati kekosongan pikirannya.
duduk dalam ruang gelap, tak berpenghuni, dingin dan mati.
darimana lagi kehangatan yang ia harapkan selain dari hati yang mengisinya. bodoh!
sementara ia tak ingat Tuhan kala itu. ia menganggapnya seperti kesenangan yang mungkin takkan bisa lagi ia dapatkan. kala itu, hanya kala itu.

***

aku menempatinya di atas kursi rotan. menyiapkan air sari mawar, dan menyuruhnya menyucikan seluruh badannya.
apa gerangan yang masih dipikirkannya, seolah ia tak bisa menang atas keusilan penggoda-penggoda iman itu.
"lihat ke belakang Andromeda! lihat!" aku setengah memarahi.
bayangan air dalam tempayan menunjukkan kisah lalunya. iblis!
betapa terpuruknya ia kala itu, dan kini semakin terpuruk.
ia meneteskan derai air mata tanpa sanggup berkaca. pikirannya kosong. mati.
sudahlah, ini hidup. ketika jatuh, bukan berarti tak bisa bangkit lagi. biarkan setan itu berkeliarkan di sekitarmu tapi jangan kau biarkan ia menempati ruang kosong dalam dirimu.

Jumat, 24 September 2010

Ayahku dan Ibuku: Aku Karena Kalian

ayah dan ibu menua.
semakin terlihat kerut keriput di wajahnya dan rambut2 mereka yang memutih.
di sisa hidup kami, mereka masih sabar menghadapi anak pembangkang sepertiku.
aku selalu mengeluh jika disuruh, aku selalu berbicara dengan nada marah, aku bahkan tak pernah mencium mereka.
di usiaku yang hampir seperempat abad bahkan aku belum sanggup membahagiakan mereka.
aku selalu ingat saat-saat dimana kami berbeda pendapat, bertengkar hebat.
ibu yang mendidikku dengan beberapa cambukan bila aku nakal.
ayah yang terbatas pengetahuannya hanya seputar ekonomi dan ekonomi. dan aku marah.
kami berbeda generasi.
kami berbeda paham.
kami sering bertengkar.
betapa aku sangat menyayangi mereka tapi malu mengungkapkannya.
biarlah huruf2 ini yang menyampaikannya.

aku pembangkang.
biar begitu aku hanya nakal terhadap mereka.
godaan di luar terkalahkan.
aku tak taat ibadah. aku belum sadar arti agama.
tapi aku takut Tuhan.
Takut ketika Tuhan mengambil nyawa mereka.
aku masih menjadi anak durhaka yang tak tahu doa untuk orang tua.


aku ingin memeluk mereka.
meski entah siapa yang akan bertemu Tuhan lebih dulu, aku atau mereka?
jika mereka pergi, akankah ku sanggup berdiri?
dan melanjutkan hidup keluarga ini?
jika aku mati. itu lebih baik.
aku bersandar di batu nisan atas namaku sendiri.
memandang masa depan yang dikelilingi dengan tanah, cacing dan surga.


ini dunia.
aku berusaha untuk tak tertarik dengannya.
setetes alkohol bumi yang memabukkan, dan sengatan serangga-serangga jahat yang mematikan.
aku karena ayah dan ibuku.
yang kata pepatah tak jatuh jauh dari pohonnya.
tapi tetap saja kami berbeda.
mereka matang.
aku berdiri jauh dari mereka.
ingin aku dipeluknya.
sebelum aku menutup mata.

iringi cintaku untuk kalian yang tak pernah tahu...

Rabu, 15 September 2010

Tangan Ketiga Yang Datang dan Pergi

ini bukan tentang manusia, bukan iblis melainkan mahluk setengah bernyawa dan hanya tiupan nafasnya yang terasa. tangan ketiga yang menawarkan dirinya tiba-tiba, datang dan tak pernah ku inginkan untuk terus ada.
aku berlari mencari ujung bumi. mendayung di atas lahar merapi, bersemedi di atas karang sisi laut, dan berputar melawan arus badai gurun pasir yang pedih.
aku tengah khilaf, larut dalam nyanyian malam dan suara desahan elang yang menggelitik. entah angin apa yang membawaku kemari, tapi aku hampir jatuh ke jurang yang dalamnya tak terukur dengan kaki.
di padang rumput, aku terus memegang erat dahan pohon yang masih berdiri kokoh di depanku. badai tengah bertiup kala itu, dan aku masih berlindung memaksa daun-daun menyelimutiku sampai hangat.
tangan-tangan lain menyetubuhiku dengan lagu setan yang merusuh. ketika mereka berupaya menghancurkan istana yang masih berdiri kokoh, hanya sedikit menerjang prajuritnya dan mengobrak-abrik singgasana. namun raja dan ratunya masih kekal di sana.
apa yang diinginkannya, hanya ucapan sesat. mahluk bersorban abu-abu, yang membawa dosa dalam darahnya berbisik di telingaku. singgah tak mengapa, tapi racun yang dimulutnya terlalu berbahaya. aku menghindari kesuraman. seandainya aku mampu menukar raga ini, tak kubiarkan ia menjadi tangan ketiga yang hanya datang lalu pergi.

Ketika Tuhan Sudah Punya Rencana

Aku mengeluh. Entah kesal karena apa, tapi rasa bosan ini semakin menghampiriku. jam tidurku yang mulai kacau semakin kacau bahkan lebih kacau! aku juga sudah tak bisa bangun pagi. terlalu larut aku memejam mata.
Kacau. padahal malam adalah waktu yang tepat untuk memninta, tapi aku sering lupa bersujud. ingin meminta [sangat] kepadaNya. Tuhan selalu baik, Maha Baik.
Baru kusadar hikmah setiap di balik peristiwa. apa yang aku minta adalah kehendakNya. apa yang membuatku kecewa selalu ditunjukkan jawabannya. sudah sepantasnya aku semakin menyembah, tapi...

Hari ini, detik ini, setelah lewat 3 minggu aku keluar dari asrama, dan harap-harap cemas aku dibuat oleh birokrat dan aparat. tapi aku sadar akan kuasaNya. selalu yang terbaik yang aku rasakan pada akhirnya. hanya saja aku ingin cepat pergi dari sini. aku menantang laut yang katanya berombak ganas. yang penghuninya seperti musang berbulu domba.
tapi di sini juga seperti neraka, entah setan apa yang menghampiriku, memanggilku disaat ku lengah.satu penghuni neraka yang memakai topeng di wajahnya, yang hampir menyandang gelar ulama, ternyata benar-benar bermuka dua. entah kata apa yang harus kutuliskan di sini.
mungkin Tuhan sudah berencana, Ia meminta.
aku ingin bersujud meski baru kuingat setelah khilafku. aku yang salah.
betapa bersyukurnya aku, di hari terakhir sebulan lalu. hanya di hari terakhir, Tuhan baru memberinya rasa.
Bantu aku Tuhan, takkan pernah aku menghampiri nafas duniawi dirinya.
Tuhan sudah punya rencana, ia ingin aku selesaikan tanggung jawabku di dunia. hidupku bukan untukku melainkan untuk orang di sekitarku.

Tuhan Yang Maha Baik, lindungi aku. Engkau yang memberi cobaan, Engkau pula yang memberi kekuatan. Tunjukkan cahayamu dalam hidupku. aku percaya Engkau ada. Amin!

Selasa, 14 September 2010

Aku dan Ibu

entah apa yang salah dengan didikannya. sepertinya tak ada. hanya saja kami berbeda. kami sering berperang antar generasi. aku dan ibu.
dua jaman ini tak bisa dijadikan satu. ketika dunia sudah modern, ia tetap berpegang pada tradisinya.
ketika dunia semakin menggila ia semakin religi.
emosiku yang salah. kami perempuan tak bisa disatukan. aku iri dengan mereka yang bisa berdamai dengan manusia seusianya.
mungkin aku yang salah, aku yang tak mau mengalah. tapi aku berkata apa adanya. ketika kami bersanding membicarakan satu hal, kami selalu berdebat beda pendapat. tak mau kalah.
aku ingat sapu lidi. hanya karena satu kata yang keluar dari bibirku. sapu itu yang mencambukku.
tangan ibuku tangan besi. mungkin hatinya sebesi stalin.
aku telah terbiasa dengan amarahnya. tak menakutkan lagi bagiku. sudah biasa.
entah sampai kapan kami akan terus bertengkar.
oh Tuhan...
maafkan aku. biarkan pintu surga terbuka untuknya. aku sayang dia meski cara ku salah.


for my beloved mother, it's time for me to grow. let me find my own way to make you happy...i always pray for you mom...love you!

Rabu, 01 September 2010

A.B.S.U.R.D

I’m still thinking of my mistakes. The situation of being loved by the stranger, I cannot accept it.
We are different in many ways. Even I let you to be yourself [actually] it’s just a common phrase to say, to admit you in your existence.
Me, think as evil but talk like an angel and act as the people. Please don’t let your feeling fall into me. I’m not at all.
Did you see me ‘naked’? in the sarcastic and ironic. Live in the pluralistic but singular.
I’m odd.
We were walking down the street, and climbing the rocks. Felt that is really difficult to face the reality in front of you.
Live with the two at the same time. Live in the circle of hypocrist. Live in your dream. Absurd…

I kept every single words that you gave. Abnormal.
You should know what would you be.
Just leave the fuckin’ world’s poison.
God, Bible, and Prophet. They are already in your hands, don’t you ever change, don't you ever leave them.

Selasa, 31 Agustus 2010

Hari Ke 17

Hari ke 17.tatkala senja menebar pesona indahnya dan romantisme.tapi entahlah aq sedang tidak antusias dgn fenomena itu.segerombol penghuni cabin menuju zaandam*, menikmati setiap hirup asap tembakau, membuka berbotol2 bir atau one night stand. Ooh dunia! Sudah lama aq tidak terkontaminasi hedonisme,atau memang tidak pernah. Bagiku kesendirian ini lebih bermakna dibanding harus menjadi seorang yang petakilan (bc: menjajakan diri).
Sebenarnya aq sedang beruntung (atau buntung),ketika para gadis sibuk mencari pasangan mainnya, ada 2 pria yg bersedia menghibur kesendirianku scr bergantian..untung saja mereka orang baik.aq terlalu memilih utk urusan pertemanan.lebih baik bergaul dgn org2 kampungan tapi berkelas dibanding dgn yg kotaan tapi kelakuan kampungan jg!
Sekelilingku sibuk mencumbu.api asmara macam apa yg bs berkobar dlm hitungan detik.ganas melebihi api sungguhan.cinta satu malam! Begitu org2 menyebutnya.
Hari ke 17 begitu santai bagiku.tapi tidak bagi org2 yg keracunan panah dewi fortuna,kecanduan miras,dan haus akan cinta. Betapa bodohnya mereka...
"I'm not interested in having sex,it just gives u kind of disease,but the best kisses will make me fly more than a sky"
Suatu kali aq mnjawab pertanyaan para penjagaku itu.mungkin terheran2 jg mrk dibuatnya,melihat gelagatku yg suka berdansa,suka pesta tapi anti dengan hal2 di atas.
Lebih baik berlatih agar bs keluar dr tempat ini dgn nilai aman.mengingat kami sedang dikarantina dengan treatment yg tdk biasa.bekerja dgn embel2 teamwork tp tetap saja individualis,sikut menyikut dan etika wanita yg gila gosip...oooh dunia!
Ada kalanya aq mengajak 2 pria itu berkumpul di satu meja.kami duduk di sofa sebuah lounge,menyalakan internet dan akhirnya sibuk dgn urusan sendiri2.aq tau tdk bnyk waktu utk mereka,tp sebisa mungkin aq menghargai eksistensinya mengingat sebentar lg mrk akan pergi dr tempat ini dan aq kembali sndiri.aq sadar betapa kehilangannya aq akan mrk.bukan krn ada syg atau cinta.bukan! Tp lebih ke pertemanan kami,yg setiap malam membawa piring utk ku berlatih, menari2 spt org gila,atau cerita mslh msg2.hanya itu yg akan aq rindukan.
Hari ke 17,esok hari ke 18,berarti waktunya mrk pergi dan mgkn qta takkan bertemu lg. Tp dibalik cerita ini,aq menghentikan pertemanan kmu.bukannya aq tdk menghargai, tp apalah artinya jika mrk sendiri merusaknya krn cinta...









*zaandam=warung lesehan sebrang asrama

Jumat, 23 Juli 2010

Tanyakan Saja Pada Rumput Yang Bergoyang

Oh Tuhan...keluhku.
mataku mulai lelap membuka lembar demi lembar buku yang berisikan kata2, yang tak pernah bisa masuk ke dalam otakku. tapi tak gunalah jika mengeluh.
aku bersandar pada bangku yang menghubungkan pandanganku dengan lapangan sepak bola yang hijau. angin sepoi2 terkadang menggelitik leher dan tubuhku.
mulailah aku berbicara seorang diri. kutahan tangisku, kutahan amarahku, kutahan kesalku. aku mencoba melihat dari sisi yang lain karena aku beruntung Tuhan selalu baik kepadaku.
Tapi tetap saja kepalaku mau pecah rasanya. sekelompok hedonis mencoba menjajakan dirinya kepada siapa saja. spirit dan beer menyetaniku dengan iming2 kehangatan dan persahabatan. Ah terlalu!
aku menumpahkan benak kepada rumput. sudah kuinjak2 rumput itu. sudah kucabut dia dari akarnya dan sudah kutuangkan pula keringatku, air liurku, dan segala sumpah serapahku. tanya saja pada rumput yang bergoyang. aku suka pepatah ini.tanyakan bagaimana rasanya ketika ia terinjak2, tercabut dari akarnya lalu mati.. rimput yang tidak tahu apa2. tapi biarlah ia juga menikmati sajian hidup.

Rabu, 16 Juni 2010

CERMIN

Aku berdiri di depan cermin, tapi tak berani menatapnya.aku hanya terunduk,tak ingin tertipu oleh bayangan.mataku memandang langsung diriku.tapi aku hanya bisa melihat selain tubuhku.
Cermin memanggil: "hey,kenapa kamu tidak bercermin saja? Kamu bisa dengan mudah melihat seluruh dirimu."
Aku menjawab ragu: "maaf cermin, bukan aku tidak percaya padamu"
Cermin menanggapi dengan angkuh: "aku tak akan membohongimu. Aku sanggup menampilkan sosokmu apa adanya, sebagaimana manusia menciptakanku,agar kalian bisa melihat diri kalian. lantas apa masalahmu?"
Aku: "mmm...masalahnya..kmu hanya menampilkan diriku dari luarnya saja,kmu tak bisa memperlihatkan isi hatiku,isi kepalaku,kmu tak bisa memberi aku penglihatan bahwa aku pun memiliki sisi lain lebih dari sekedar penampilan."
Cermin diam.Ia tertegun dan sadar akan kekurangan manusia yang menciptakan ia sedemikian rupa.Berkaca dengan cermin hanya mampu memberikan satu sudut pandang dari sebuah benda,padahal manusia sendiri yang memberi tagline bahwa cermin tak bisa bohong. Cermin pun akhirnya merasa dibohongi.
Aku: "Cermin,kau melihatku sedih,kau melihatku tertawa,kau melihatku marah,kau melihatku dlm berbagai emosi,tapi pernahkah kau tahu apa yang membuatku demikian?pernahkah kau tahu bagaimana membedakan raut penuh kebohongan?aku pun berusaha mencari tahu.tapi bukan kamu yang memberitahu.Aku sekarang menangis bukan karena aku ingin menangis,tapi karena ada hal lain yang mendorongku utk menangis.hanya saja aku tak bisa berkata2.Aku mencoba untuk menjadi sempurna,tapi aku pun tak bisa.Aku mencoba bercerita tapi selalu salah menyampaikannya.itu sebabnya orang lain selalu salah mengerti menganggapku.Sama seperti kamu,kmu hanya melihatku tapi kmu tak pernah tahu maksudku."
Seketika cermin menjadi retak perlahan2 dan akhirnya hancur ke lantai. Di dinding masih tersisa kayu yang selama ini menjadi penyangganya,paku dan gantungan yang menahannya,ukiran2 indah yang menghiasnya dan di pecahan cermin itu sendiri masih ada berlapis2 material yang membuatnya menjadi cermin.
Oh inilah wujud cermin seutuhnya.Cermin pun tak bisa berdiri sendiri. Seharusnya aku sudah tahu,tak perlu si cermin menghancurkan dirinya demi menunjukkan bagaimana ia.Aku bergegas merekatkan kembali pecahan cermin itu.mencari semacam perekat dan tak ingin membiarkannya hancur.
Dan aku pun seharusnya bertanya mengapa aku begini?karena aku tak berdiri sendiri.ada aku yang lain yang membuatku seperti ini.tak perlu aku menampilkan diri penuh emosi,tapi cukup mencari tahu dan menyembuhkannya.

Selasa, 15 Juni 2010

MANUSIA SERBA SALAH

Memang aku adalah manusia yang serba salah.aku selalu dibuat kesal dengan omongan2 orang yang tidak mengerti langkahku.aku sulit untuk menjelaskan kepada mereka perihal keadaanku, jalan pikiranku.segala hal yang tak pernah mereka pahami.
Aku tak pernah mengatur hidup mereka,bahkan berkomentar saja tidak.tapi kenapa mereka senang menjatuhkanku,padahal tanpa mereka tahu sebenarnya aku sangat ingin membantu mereka dengan caraku.tapi memang dasar aku selalu disalahpahami dan aku tak bisa berbicara!
Hari ini dan sudah dimulai dari beberapa hari yang lalu,aku mulai menunjukkan bagaimana caraku menyambut masa depan,dan aku bilang kepada mereka untuk tidak menggembor2kan masalah ini.tapi memang dasar mulut mereka tak bisa dikunci,mereka menyebarkannya kepada orang2 awam,orang2 yang mungkin tidak pernah mau menerima cara itu karena mereka otaknya sudah terkontaminasi oleh pemikiran orang2 jahiliyah.dan mulut yang diceritakan pun menyampaikannya kepadaku.kenapa aku harus menjadi seperti itu?sadarlah..keadaan ini sama saja dengan yang lain,tak ada bedanya,padahal anak kalian juga sepertiku tapi kalian berpikiran terlalu jauh dan hina.terima kasih. Dan aku terlanjur malas untuk bercerita.

Di lain hal,lagi2 aku serba salah dan lagi2 aku tak bicara.kenapa?sudah sering bagiku mengalami masalah yang diulang2.ketika keadaan sudah tidak bisa merubahnya,apa boleh buat.tak ada guna sekalipun aku berteriak2.tapi dengan bungkam pun aku salah!bukan aku tak mau berbagi tapi percuma bicara,karena tak akan merubah apa seperti yang sudah pernah.salah?

Minggu, 13 Juni 2010

Dear, Me is Not About Number

Dear, i wrote this so many times. yeah so many time or just too much. i'm not strong enough to tell you directly. still afraid to make you down, to make you down. better for me to cry or die. and you let me down.
I'm not insisting you to put me as the number one.will be very good if i am the last. like we've ever shared.
and i've tried to remind you about us. How i should treat you, it's not about you as a king coz i'm not a queen. but we're just starting it up and down.
there is always some misunderstanding since beginning and ending with a pain. might you never know this, you never feel this, you never change. but forgiveness.
but the time is changing, when the burden just come too much in my head and no more place to hold it longer, i'm dying.

don't you realize, we only have a few time to be enjoyed together. i'm going to leave you for some reason for months. I need you in every single second time, but i only want you to be with in several minutes.Only! Because i'm trying to understand, to understand and there's no feedback. Why?Why my dear?
Should i cry or die? when you tell me that you are too busy, but i see you less than busy. when you said less time to work while i invite you to go with me, then you reject but then you go with your friends, get mad in your world. i'm trying to get a best moment to go with you my dear. but you just ignored.i know i'm not the one, and i don't need to be the one. but you're the only one who let me al-one. just say it: i'm useless.

dear...
i'm in pain since we begin. no one can heal. i'm begging you not letting me tearful.
please healing me soon...it's just too much...too much..
i don't want to be your number one, i just want to be the last to be cared and to be loved with so many way to understand me... =(

Jumat, 11 Juni 2010

Bapak yang Tak Mengenal Saya dan Tak Tahu Apa-Apa

Sejujurnya saya alergi membicarakan gender. Tapi sepertinya menjadi pleasure buat saya ketika berdebat dengan seorang bapak yang tak saya ingin tahu namanya dalam perjalanan pulang di kereta ekspress. Bapak ini tiba-tiba hadir di samping saya, entah sudah ada sejak saya naik atau setelah saya naik kereta, yang jelas saya tidak memperhatikan dan mengenal dia. Perawakannya sudah tua, mungkin sekitar 50an. Kala itu ia mengenakan batik merah. Gaya bicaranya sangat spontan dan ala kadarnya. Sepertinya ia bicara hanya mengikuti emosi dan kesotoyannya saja (uups maaf!).
Saya pulang training dari Pertamina dan menenteng satu buku pelajaran dengan logo Pertamina terpampang jelas di covernya, bapak itu memulai percakapan dengan bertanya di mana saya bekerja, sepertinya ia terbelalak dengan logo pertamina itu. Di hotel lah saya bekerja. Si bapak mengerutkan dahi. Jadi bukan di Pertamina seperti yang si Bapak duga. Novotel saat ini menjadi tempat saya mengais berlian, Novotel Bogor lebih tepatnya. Hotel yang letaknya jauh dari keramaian kota, di tengah golf resort, sejuk dan sangat nyaman untuk stay. Tapi memang dasar orang awam, ia pikir kalau letak hotelnya terpencil berarti sepi. MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) dari situlah hotel ini beromset hebat di hari2 biasa. Sepengalamannya, yang namanya hotel itu hanya ramai sabtu dan minggu saja.. Lantas si bapak berpikir, kalau hotelnya sepi darimana saya dapat uang, mungkin saya sedang melamar ke Pertamina untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan. Itulah pikiran dangkal yang pertama. Hahaha…saya hanya tertawa dan tersenyum. Tak perlulah saya menjelaskan berapa omset Novo per bulannya, atau saya perlu menyebut nominal take home pay karyawan Novo terutama yg bekerja di bagian operational? Hmmm….3x lipat dari gaji karyawan kantor, belum termasuk tip dan insentif.hehehe.
Akhirnya berlanjutlah obrolan kami ke kerjaan saya yang berpindah2, start dari Bali, ke Solo, Bogor dan sebentar lagi Cikarang. it’s really fun to get there, move from one city to another but unfortunatelly he is a conservatif. Ia pikir (lagi2 pikirannya spontan dan ga matang) gimana saya mau dapat jodoh kalau saya pindah-pindah terus kerjanya. Laki mana yang doyan ditinggal-tinggal yang ada lakinya keburu dapet yang lain. Langsung saja saya tembak, oooh jadi Bapak termasuk orang yang ga setia ya. Kalau bapak bisa ngomong gtu berarti Bapak kya gtu. Dia mulai gregori!hihihi… *jail*
Tapi tetep aja dia kekeuh dengan prinsipnya itu. Tanpa mengenal saya, tanpa mengetahui kehidupan pribadi saya, tanpa mengetahui relationship status saya, dia terus mencela pekerjaan saya yang berpindah-pindah. Klimaksnya bermuara pada hubungan asmara. Katanya saya akan berpikir dewasa pada umur 35, saya masih terlalu muda untuk mengerti artinya berkeluarga. Sotoisme nih! Saya bilang tanpa harus menunggu usia pun saya bisa berpikir dewasa detik ini juga, toh kedewasaan tak mengenal usia. Lanjut lagi percakapan kami yang terus membahas laki dan perempuan. Ia mengatakan perempuan yang harus ikut laki-laki. (Amsyooong bgt!). Dimana rasa pengertian sebagai seorang laki2 kalau masalah pekerjaan saja harus debat kusir dulu. Syukur2 kalau penghasilan laki2nya meng-cover semua kebutuhan. Tanpa pria tahu pengeluaran seorang wanita akan lebih bengkak, jadi sudah saatnya wanita juga bekerja minimal untuk menghidupi dirinya sendiri dan tidak melulu bergantung pada hidup suami yang pas-pasan.Saya kembali menyerang, lebih kuat mana laki dan perempuan? Saya yakin kalau Bapak jadi duda pasti bapak ga tahan lama-lama sendiri, Bapak ga bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi kalau istri Bapak jadi janda, saya yakin dia akan berusaha jadi single parent dan berjuang membesarkan anak-anaknya sendiri. Lihat saja realita yang ada. Lebih banyak janda yang bertahan jadi single parent ketimbang duda single. Tersipu-sipu juga dia. Akhirnya pembicaraan terhenti di stasiun bojong karena si Bapak harus turun. Rupanya ketika saya berdebat tadi banyak orang yang memperhatikan, rata-rata ibu-ibu dan ada seorang bapak yang duduk di samping saya ikut mengomentari. Mereka setuju dengan saya, berkeluarga berarti berkomitmen, kalau si suami tidak mengijinkan kita bekerja pindah-pindah berarti dia tidak berani berkomitmen karena ia tidak bisa menerima keadaan kita. Laki-laki selalu ingin diperlakukan seperti raja, tapi faktanya perempuan juga ratu dan ingin juga diperlakukan seperti ratu. Jadi hrs ada take and give lah. Balance. Mengingat jaman juga sudah susah. Untuk berjuang sendiri juga makin susah. Jaman You jump I jump udah lewat! Jadi kalau mau bertahan hidup jangan cuma mengandalkan orang lain,tapi mulailah mengeksplor diri sendiri. Tanpa harus membahas gender, apapun pekerjaannya (selama itu halal), dimanapun tempatnya (selama itu membuat nyaman), berapa pun penghasilannya (selama itu mencukupi), at least harus ada waktu untuk si laki dan perempuan ini untuk berkomunikasi, mempertahankan hubungan, dan memperhatikan masa depan tentunya…

::cheers::

cupu.is.me

Aku, si cupu. Berdiri menghadap cermin dan memandang lama diriku. Bukan untuk berdandan melainkan bertanya mengenai aku. Rambut panjang sebahu, bergelombang, tebal dan kaku. Poni terlempar ke samping. Kacamata dengan lensa tebal dan frame putih. Hidung dengan lubang yang oversize. Pipi bermuatan penuh tanpa bayangan tulang. Mulut dan bibir normal. “Cupu”, begitu berkesannya aku disapa demikian. Sadar ada banyak orang yang berkata seperti itu. Akhirnya aku mendefinisikan diriku sebagai si cupu.
Tak ada yang berusaha aku ubah dari penampilanku tahun demi tahun. Beginilah aku. Tubuh kurus tapi proporsional. Berusaha fashionable tapi hanya dalam imajinasi. Aku bisa me-mix n match-kan pakaian hanya saja tak ada kesempatan. Setelanku hanya jins dan kaos plus keds atau sendal jepit. Begitu. Aku tak pernah maksimal soal gaya, tapi aku bisa berdandan, aku menyenangi fashion dan tren. Hanya senang tapi tak pernah mengaplikasikan. Sekalinya maksimal hanya depan pacar. Kondangan pun acak2an.
Si cupu hanyalah seorang yang menganut nilai-nilai sederhana dari masyarakat Cina. Aku bukan cina. Tapi si cupulah yang Cina. Cina…perhatikan kesederhanaannya. Cina glodok, Cina mangga dua, Cina dagang! (Bukan Cina penipu!!!) Siapa sangka, banyak uang tapi baju yang dipakai itu2 saja. Lebih dari sederhana. Hanya kaos dan celana jins. Mau beli tas baru, sudah ada yang lama. Mau beli baju baru, masih ada yang lama. Mereka menggunakannya sampai benar-benar lusuh hingga akhirnya terpaksa membeli lagi yang baru jika si lusuh sudah benar2 tak layak pandang. Begitu pula si cupu. Seadanya dan apa adanya.
Aku punya mimpi bisa membeli rumah dan mobil. Tak perlu mewah (meski mimpiku terlalu mewah di usia belum mapan). Selalu itu saja yang aku bicarakan ketika aku mendapat uang. Dan aku menyimpannya di bank. Awalnya aku hanya bercanda ketika berkata demikian, tapi sepertinya Tuhan menggiring kalimat-kalimatku seperti sebuah doa.
Mana mobilnya? Mana rumahnya? Teman-teman selalu mencemooh dan tertawa kalau si cupu berbicara begitu. Si cupu tahu bagaimana cara berinvestasi. Aku bukan koruptor yang kebanjiran uang negara lantas langsung beli mobil, rumah, apartemen, pulau! Aku hanya berusaha mengumpulkannya sdikit demi sedikit. Aku memang belum punya apa2. berdoa dan berusaha saja.
“kok lo ga pernah belanja sih?”, Tanya mereka. Mungkin mereka kasihan kepadaku (atau sindiran halus) yang selalu memakai baju itu2 melulu, sepatu sudah menganga, kulitnya mengelupas dan dimakan aspal. Handphone kupakai dr 6 tahun yang lalu, dengan casing yang sudah kelupas sana-sini.
Aku tak pernah berkomentar ketika teman-teman ku total dalam berpenampilan. Aku tidak iri ketika mereka membawa barang belanjaan yang banyak dan branded. Tapi aku juga tak bisa membantu ketika mereka cepat mengalami kesulitan finansial di tengah bulan, berhutang sana sini, gali lobang tutup lobang, tergila-gila akan iming-iming credit card, mabok gerobak diskon alias modis aka modal diskon.
Aku dan si cupu berada di lingkaran setan orang-orang kantoran. Gaji pas-pasan, keinginan macam-macam, akhirnya berujung pada pemaksaan. Sadar akan keadaan social yang lebai, Aku keluar dan mencari peluang di perhotelan. Di sinilah aku menemukan si cupu2 cina. Orang-orang yang humble, mingle, low profile, down to earth. Tujuan mereka hanya bekerja dan mencari uang. Tak perlu repot2 berdandan meniru gaya seleb Hollywood di red carpet, tak perlu high heels atau boots tukang sampah, tak perlu menor seperti lenong lagi manggung. Aku dan si cupu2 mendapat uang berkali2 lipat dari orang kantoran, plus kami mendapatkan tip dari para tamu, kami tak perlu repot2 membeli baju kerja karena diberi seragam plus laundry setiap hari, kami tak perlu bayar makan karena dapat makan (makanan hotel bintang 5 lagi), kami tak perlu berkendaraan karena ada bis antar jemput khusus karyawan, kami dapat suplemen kesehatan setiap 3 bulan. Kami memang mati-matian tapi kami tidak pernah mati soal uang.

*who am i? i am cupu*
*who is cupu? cupu is me*

Sabtu, 05 Juni 2010

Kuman Oh Kuman

Saya masih belum percaya mengamati hasil medical check up beberapa hari yang lalu. yang jelas sepertinya bukan pilihan yang bagus untuk berada di rumah sakit ini. kedua rumah sakit yang dirujuk perusahaan sepertinya memang senang mencari pasien.
tahap demi tahap pemeriksaan saya lewati untuk naik ke posisi yang saya inginkan. mata, hidung, THT, gigi, pendengaran, rontgen paru&gigi, jantung, darah, urine, kandungan, semuanya baik2 saja. saya sehat secara fisik. tapi saya terbelit dengan masalah tenggorokan dari hasil lab yang ada. katanya air liur di tenggorokan saya banyak kumannya. tanya kenapa? saya coba mengingat2 keadaan saya saat diperiksa. sepertinya baik2 saja. saya hanya menjalankan saran perusahaan untuk berpuasa. saya tidak sakit. flu mungkin. hmm...atau jajan sembarangan (kaya nasehat orang tua kepada anak).
saya sangat skeptis saat itu, bahkan saya sampai mencari tahu di internet tentang kuman di tenggorokan. sefatal apakah si kuman itu membahayakan tubuh?
salah satu web kedokteran menjelaskan dalam tubuh kita memang ada sejenis kuman yang disebut komensal. Pada kondisi tubuh yang baik dan sehat, kuman ini hidup normal sebagai teman. Tapi begitu daya tahan tubuh anjlok, kuman malah berbalik jadi penyakit. Namun penyebab paling banyak radang tenggorokan adalah karena alergi, infeksi kuman dan virus.
Penyakit apapun jika dibiarkan dan tidak segera diobati akan membuat hidup terganggu. Bukan hanya proses menelan makanan yang tidak enak karena sakit, batuk dan aktivitas jadi berantakan, tapi radang ini juga akan menimbulkan bahaya lain. Radang tenggorokan bisa menular ke hidung dan menimbulkan sinusitis, pilek berkepanjangan pada anak-anak, amandel, tonsil, juga ke telinga (Otitis media akut) infeksi telinga dalam dan jika dibiarkan lagi akan pecah dan keluar nanah. Infeksi tenggorokan juga bisa menjalar ke paru-paru dan menyebabkan broncitis (infeksi saluran paru-paru).

OOO segitu dahsyatnya kehebatan kuman di tenggorokan jika dibiarkan.meski demikian perlu beberapa hari bagi saya untuk menerima hasil lab. bagaimana tidak, saya harus membayar lagi sebesar 275ribu untuk satu kali cek liur.kalau gagal lagi berarti saya bayar lagi sampai saya benar2 dinyatakan fit.aaah! mungkin perusahaan memang benar-benar menginginkan karyawan yang bebas kuman meski jakarta ini penuh kuman dan penyakit.
setelah menguping tembok rumah sakit, ternyata beberapa rekan saya pun mengalami hal yang serupa.tapi kami mengalami hal yang masih biasa saja dan tidak terlalu mahal. setelah studi banding dengan mewawancarai beberapa rekan lain, ternyata di rumah sakit lain orang-orang terjebak pada kesehatan gigi. untuk gigi yang bolong harus ditambal, dan biayanya 200rb per gigi. bagaimana kalau 5 gigi? nombok 1juta pastinya. belum lg kalau harus dicabut gigi. biaya per giginya 1juta saja! dan mereka harus melakukan perawatan di rumah sakit itu, tidak boleh ke tempat lain. aih matiii....
saya tidak bersemangat menyebutkan nama kedua rumah sakit itu. karena saya masih menunggu beberapa hari lagi untuk mendapatkan hasil lab yang kedua. semoga masih ada harapan, dan semoga ini bukan akal2an. yang jelas saya kecewa setengah tiang.
tapi sisi baiknya saya menjadi sadar betapa sehat itu mahal. pantas saja orang-orang miskin banyak yang sakitnya terlantar, jamkesmas pun sepertinya tidak sanggup membiayai satu jenis penyakit kronis, paling2 hanya flu, diare, muntaber separah2nya tipes atau DBD.kalau rakyat miskin hanya terbatas pada teknologi puskesmas, berarti betapa histerisnya mereka yang masih berharap pada empati pemerintah, mungkin mereka akan mengemis pada koin masyarakat, mungkin mereka mengemis kepada orang-orang kaya, (tapi orang kaya saja bisa habis2an membiayai rumah sakit ketika kronis), atau menunggu uluran tangan pemirsa di program jalinan kasih stasiun tv swasta..
Masih bersyukurnya saya berada di keluarga yang cukup. usia saya juga masih produktif dan masih mampu untuk membiayai cek kesehatan di rumah sakit bagus. dan beruntungnya juga saya hanya mengulang check up tenggorokan.untung saja gigi saya juga tidak ikut bermasalah. tapi kecewa saja ketika rumah sakit memaksa pasiennya untuk harus melakukan treatment di sana.
Jadi kalau rumah sakit bicara dengan cara persuasif demikian, komersil atau kampanye pola hidup sehat yah?
Whatever, yang jelas saya tersentil untuk lebih menjaga kesehatan, tidak jajan sembarangan, tidak banyak makan gorengan dan kacang2an, sampai mencoba cara tradisional untuk berkumur dengan air garam 3x sehari. well...kuman oh kuman, you make me failed!

::cheers::

Rabu, 02 Juni 2010

Israel, Yahudi dan Agama

Gaduh! saya tidak bisa konsentrasi mengerjakan berkas yang menumpuk, saya juga belum tidur dari semalam. kesal juga mendengar keributan dari dalam jendela yang menghubungkan pemandangan ke bundaran HI. pasukan berdemo rupanya. ah terpaksa kutinggalkan semua pekerjaan, teman-temanku juga asik menikmati aksi bakar-bakaran bendera israel di luar. apa yang menjadi topik baru-baru ini adalah aksi kejam israel yang menyerang kapal kemanuasiaan mavi marmara di bawah bendera turki pada 31 mei 2010. yang menjadi korban adalah para wartawan dan sukarelawan. sungguh biadab! dimana rasa kemanusiaan itu? penyerangnya adalah manusia tak berotak dan pantas dihukum mati. Dunia internasional menyerukan kecamannya terhadap israel. seharian saya menyaksikan berita di televisi, masyarakat berdemo besar-besaran. turki, amerika, sampai indonesia dimana 12 warganya ikut menjadi korban. saya pun ikut menangis ketika melihat kesaksian para keluarga yang kehilangan kontak dengan keluarganya, sementara anak-anak mereka masih kecil tapi sudah mengerti jentikan kasih sayang orang tuanya.ah sedih! saya ingin turun ke jalan dan berteriak mengecam negara itu. Usir kedutaan israel dari indonesia, hilangkan isral dari peta dunia, hentikan kontak israel dengan negara-negara dunia...ISRAEL GOES TO HELL.

Sensitifnya saya menyentuh daerah timur tengah. Sepertinya saya masih ragu untuk menjejakkan kaki ke sana kecuali Mesir. Israel terutama, adalah negara Yahudi, entah warganya beragama atau berbangsa Yahudikah tetapi mereka mengaku Yahudi. Meskipun pemerintah telah mensyaratkan tak perlu berYahudi jika bukan beragama dan beradat Yahudi. Apakah mereka selalu menjadi Anarki dan dibenci? Terbukti selama berabad-abad lamanya Yahudi mengalami antisemitisme, yaitu diskriminasi dari orang-orang Kristen di eropa dan juga masyarakat arab di Timur Tengah. Pembantaian besar-besaran terjadi oleh Nazi pada Perang Dunia ke II, dimana bangsa Yahudi dibantai habis-habisan di Eropa.

Apa saya pantas menyebut Yahudi sebagai musuh? kenapa Israel terus berseteru dengan palestina? kenapa Arab dan Yahudi harus berseteru...Aneh. ada sentimen saya mendengar dua bangsa itu. entah kenapa sepertinya saya banyak terpengaruh oleh media. ketika orang Islam berbicara salah tentang Islam, ketika orang Yahudi bertindak salah atas nama Yahudi, Nasrani juga hanya mengaku Nasrani. tapi adalah fakta ketika seseorang mengaku beragama, mengaku religius tapi justru yang terlihat adalah ketidakberadaban. apakah agama bagi mereka hanya omong kosong? apakah itu cerminan seorang religius? apakah agama selalu dijadikan topeng sebagai jalan menuju surga? saya jadi berbicara kemana-mana, tapi jujur karena saya gerah mereka juga bertindak kemana-mana, beralasan kemana-mana, lama-lama tak gendong kemana-mana deh.

makin dekat kiamat, makin banyak terorisme, makin banyak pembantaian agama, makin banyak dosa di dunia. Tuhan, saya ingin bertanya, benarkah kejadian di jaman dulu lebih dahsyat dari ini? Tapi saya mengerti jika orang-orang dulu adalah orang Jahiliyah yang mudah terpengaruh, yang masih mencari identitas, yang masih mencari kebenaran hidup, yang masih bertanya-tanya tentangMU. Tapi kenapa sekarang ketika orang-orang sudah memiliki Kitabnya, sudah menemukan agamanya, sudah mengerti jalan hidupnya, mereka justru saling membunuh, saling membenci, saling mendramatisasi?
Padahal agama punya Kitab, agama punya Tuhan tapi kenapa perilaku orang-orang makin tak beragama dan berTuhan yah?

Sabtu, 29 Mei 2010

The Unknown Procedure

Lagi-lagi aku harus berurusan dengan personalia. Entah keberapakalinya masalah yang super mudah dilebih-lebihkan oleh mereka. Masalah-masalah yang sudah ada jalan keluarnya malah dibelokkan ke gang buntu. huh!
aku menunggu dan terus menunggu. rasanya ingin mencambuk otak mereka. katanya semua serba prosedural, katanya semua berhukum dan aturan. kata-kata hanya kata-kata. kami juga bisa membuat aturan sendiri yang lebih netral dan saling menguntungkan. Prosedur yang bagaimana sih yang kalian maksud? grrr...no action talk only.
Aku sudah mempunyai banyak pendukung tanpa sepengetahuan mereka. ketika orang-orang yang mengaku ber-manner itu menilai aku dengan huruf C (capable), orang-orang diluar sana memberi mereka nilai A (awful). kasihan. sayangnya aku tidak bergairah menjerumuskan mereka. aku juga malas menyerang mereka. tapi tunggu saja tanggal mainnya. akan ada bom yang meledak di meja kerjanya.hahaha.
Bodoh! besok adalah hari terakhirku di sini, tapi mereka tidak memberi tahu departemen. mereka sendiri yang bilang "do not take action before we talk to your HOD"..hellooo i told them more than a week but they know nothing. untung aku berinisiatif tingkat tinggi. aku sudah memberi tahu para manager dan mereka jelas-jelas sangat menyemangatiku. sudah saatnya aku ditransfer ke tempat lain. tapi memang dasar manusia berotak dengkul, mereka malah membahas prosedur dan tektek bengeknya. tidak penting!
Rasa-rasanya aku tidak akan hidup di tempat ini. memang Tuhan sangat baik padaku. Ia selalu menunjukkan jalan meski perlahan.masalah prosedural hanya alibi bagi orang-orang yang tidak bisa mengambil tindakan.

Rabu, 19 Mei 2010

Laut Dangkal


Aku cukup keras dan ngotot mengahadapi pernyataan orang lain yang tidak berdasar. tapi mulutku terkunci rapat. masih kutahan-tahan unuk tidak beradu argumen dengan mereka. tenang saja Tuhan tidak tidur pikirku. Selalu saja aku menemukan gang buntu dalam mencari kebenaran dan pembelaan dari orang lain. Samudera ini harus diselami tak bisa kalian berharap mendapat ikan banyak kalau memancing di laut dangkal. Cari tahu dulu kebenarannya.
Aku tidak membicarakan diriku sendiri. Tapi aku jadi ikut gerah menanggapi kejahilan orang yang tak pernah ditatar mulutnya, yang selalu apatis, senang terbawa arus dan menikmati jalan cerita bak sinetron yang dibuat berlebih-lebihan berepisode-episode.
Aku duduk tertawa-tawa bersama karibku. masalah kami sudah selesai sejak dimulai. hanya butuh fakta untuk menghadapi kepalsuan. kami selalu menantang orang-orang cerewet itu untuk membuktikannya. mereka kaku, mati kutu! dan mulai membuat episode baru yang menyudutkan pemeran utamanya.
Dari awal aku menapaki tempat ini, aku berusaha menerima kekurangan-kekurangan yang ada. sadar sebagai anak baru, yang selalu diolok-olok, diremehkan, tapi mereka buta akan kemampuanku. anak baru ya anak baru, mau jadi manager pun tetap saja baru. who cares?
Hari ini.
Aku menghadapi masalah. masalah yang tidak besar dan bisa diselesaikan hanya dengan menjentikkan jari. tapi aku dibuat terpingkal-pingkal dengan ulah mulut-mulut kecebong yang lebay. katanya aku melakukan kesalahan dengan 1000 dosa.
aku tidak akan menceritakan masalahku disini, yang terjadi kala itu ada konflik keluarga (baca: aib) yang menyebabkanku tidak dapat hadir. Tenang saja, Tuhan tidak tidur, pikirku selalu begitu.
Sekali lagi aku tidak bisa mneceritakan masalahnya kepada siapa pun. ini aib. mengertikah kalian akan aib keluarga? mereka malah mencemari hidupku dengan berita kehamilan yang sudah beredar luas ke laut dangkal. hahaha tenang saja lebih luas laut dalam dan seisi lautan sudah tahu apa yang harus kulakukan. menyelam dan mencari mutiara.

::CHEERS::

Selasa, 18 Mei 2010

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Saya baru saja menikmati hiruk pikuk ini. Tempat ini, perusahaan ini dan industri ini. Pekerjaan dengan kesibukan yang tiada matinya, service dan language. It's my life. Tapi wajah hospitality hanyalah WACANA.
Saya hanya berusaha mengikuti peraturan di perusahaan ini, dan berusaha mengaplikasikan kemampuan saya sebaik mungkin tanpa ingin menyalahi aturan yang ada. Saya memang tenang, santai, dan jinak. Tapi jangan menilai terlalu dangkal tentang wajah saya yang dungu seperti badut. Jangan pernah memanfaatkan orang seperti saya. NEVER!
Saya hanya berusaha menjadi orang yang apa adanya: saya bisa marah kalau ada membuat saya marah, saya juga bisa ramah kalau mereka pun ramah. Tapi nampaknya saya terlalu baik pada semua orang, mengingat saya baru beberapa bulan di sini dan sedang berusaha mencuri perhatian para superior agar saya dianggap ADA.

Berkali-kali saya memasuki tempat ini. Area di belakang meja kerja saya. Rusuh dan berantakan. Bagai rantai makanan-- Makan dan dimakan. Saya gambarkan seekor musang yang menanti anak ayam untuk disantap. Kedatangan anak ayam itu hanya sekali setahun. bayangkan betapa laparnya mereka, dan berlomba-lomba mendapatkannya demi kekenyangan perut mereka sendiri. Sementara anak ayam itu tidak bisa lari, bagaimanapun harus masuk lagi ke kandang musang sampai mereka menjadi jinak dan bosan bahkan sampai anak ayam itu mati menangis. Malang nian nasib anak ayam itu.
Wajah dapur sebuah hotel. Ada para juru masak, dan kru lain yang bertugas mengantar makanan, juga para manager dan supervisor yang mengawasi. MENGAWASI.
Saya berani bilang: Terkadang Mereka melupakan personal hygiene. Mereka lupa akan atittude. Mereka lupa akan arti hospitality (keramahtamahan) yang seharusnya. Hei kawan, ini hotel bukan warung! Beberapa kali juga saya mengamati betapa pentingnya sebuah posisi dan jabatan di sini. Mungkin bisa dianggap sebagai achievement. Tapi bagaimana mereka menempatkannya? Satu hal yang buruk. Sekali lagi saya harus bilang "Hospitality hanyalah Wacana!". Padahal mereka memulai karirnya dari level terendah, yang juga dibekali dengan pentingnya keramahtamahan di industri ini, berkali-kali mereka mengikuti training tentang Grooming & Courtesy, tapi mana? saya hanya melihat wujudnya nol koma nol nol nol nol persen dari mereka. TOPENG.

Saya cukup banyak diam, belum mengambil tindakan apapun. Bukan saya takut, bukan saya pengecut, tapi saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan orang-orang tersebut. Pelecehan sexual sudah menjadi masalah menahun dalam industri ini, tapi kenapa selalu ada lagi, ada lagi, dan lagi. Apa tidak ada sanksi dengan efek jera bagi mereka yang melakukannya? Saya sudah bilang, saya terlalu baik di sini dan mereka memanfaatkan kebaikan saya yang seolah-olah terkesan murahan. Tidak. Mereka salah besar! ketika saya selalu tersenyum adalah karena saya menikmati dunia ini. Itu saja.

Mereka berani menyentuh saya, dan saya balas dengan tamparan. Tindakan dibalas dengan tindakan. Cukup adil buat saya. Seberapa tinggi sih jabatan mereka? saya tidak pernah takut menghadapi kesalahan. Mereka cuma bisa marah dan mengingatkan saya bahwa mereka adalah atasan, mereka adalah bos, seolah-olah mereka juga berkuasa atas segala-galanya. "Tapi harusnya Anda tahu diri, tahu batasannya, bisa bersikap profesional dan tidak melecehkan, bukan memanfaatkan posisi Anda untuk merendahkan orang lain!" begitulah saya berbicara di depan banyak orang, disaksikan beribu pasang mata dari berbagai departement.

"Tak punya Adab!" gertaknya. Tunggu! arti beradab itu apa? saya kuatkan dengan mencari maknanya di KBBI.
Adab berarti n kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak:
ber·a·dab v 1 mempunyai adab; mempunyai budi bahasa yg baik; berlaku sopan: perbuatannya spt kelakuan orang yg tidak ~; 2 telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya:
meng·a·dabi v memperlakukan dng sopan; menghormati: sbg orang sopan kita harus ~ sesama manusia;
per·a·dab·an n 1 kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin: bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat ~ nya; 2 hal yg menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa;
mem·per·a·dab·kan v mengusahakan supaya beradab; meningkatkan taraf hidup; membudayakan:
ke·a·dab·an n ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin; kebaikan budi pekerti (budi bahasa dsb):


Terbuktilah siapa yang tidak punya adab sesungguhnya. Ketika salah hanya bisa marah. Bertingkah seenaknya karena tameng jabatan. If i work in a foreign company, i will send you home. Seandainya hukum bisa berbicara seadil-adilnya di perusahaan ini, di negara ini, Saya sudah mengadukannya ke personalia. Tapi percuma, tidak pernah ada imbalan yang setimpal. Good people will deserve a bad thing at least nothing. Begitu kira-kira gambaran anak-anak ayam di Hospitality Industry ini yang hanya sekedar Wacana.

Entah kepada siapa lagi saya harus mengadu. Kejadian ini sudah menimpa saya dan teman-teman saya. Kami bukan babu, kami bekerja bukan untuk diinjak-injak. Sayangnya kami terlalu mencintai pekerjaan ini dan tak bisa mengusir mereka begitu saja. Kami korban tapi kami yang diusir. Sungguh tak ada pentingnya lagi sisi kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau hukum buta jabatan dan uang, sudah pasti saya akan menuntut seadil-adilnya dan seadab-adabnya.

::cheers::

Rabu, 12 Mei 2010

Oh Seattle, Aku Sendiri.

Aku membanting setir, menepi di ujung daratan dan menyambut laut. Angin senja hari membawaku pada imajinasi yang dalam. Tak ada yang tersisa di benakku kecuali menginjak Seattle. Segera.
Sabtu pagi. Benar-benar ku melangkah di gerbang The Emerald City, seolah ia menyambut kedatanganku di sini. Laut, laut, oh aku melihat laut dan...Space Needle!!
Seandainya aku pergi bersama orang yang paling aku sayang, pasti aku sudah memeluk dan mencium bibirnya di tengah keramaian. Bahkan aku rela ber-honeymoon ria di atas Space Needle.Hahaha!
Ah orang-orang yang menjemputku membuyarkan kekagumanku pada tempat ini. Aku belum kenyang memandanginya. Tapi aku berlomba dengan jadwal bekerja. Kota yang ramai akan gedung-gedung pencakar langitnya, tapi tidak sesederhana Jakarta.
18 jam di dalam pesawat. Jet Lag! Tapi aku tak pedulikan pusing kepala ini. Aku jatuh cinta pada Seattle. Teringat cinta segitiga Addison, Grey dan Shepherd. Mereka yang membuatku ingin mencicipi kehangatan kota ini. Kapal-kapal Ferry memajang tubuhnya di sisi pelabuhan. Kapal pesiar sekelas Ritz Carlton dan JW Marriot menantangku berlayar. Angkuh dan berkelas.
Aku menunduk bahagia di sana.Menunduk. Tak berani menatap romantisme orang-orang yang mabuk asmara. Seandainya ia ada bersamaku sekarang, dan bisa bersama-sama menikmati pemandangan ini.
Oh Seattle Aku sendiri...

Senin, 10 Mei 2010

The Kitchen


I chose to live and grow in front of the kitchen. not inside. the place in where full with a dirty side. Look a the face of the kitchen, that there were a wild animal came and ran towards. they lick, they bite, and kill. I tried to run away before coming. but i couldn't. i have to face them as always.
I wrote a mail inside my head, and imagine that would be a good idea if i posted it to the office. but again, i couldn't. i have a thousand words of complaint, a hunded words of hatred, and tenth of anger. The wild animal changes their mood easily. they became a tame and gave a compliment to the victim, and hide behind their own uniform. "i'm a boss" they said.. they are still 'licking' even the tongue is cut.
sometimes i think to give up, yet i can't. coz i have to wait until the next 5 months to claim. then i will be free.
so i'm just hanging out there and give the F words, hold the middle finger up coz i hate this situation in this kitchen. they're just lust and hungry and thirsty coz they never eat their own food after cooking...

Minggu, 09 Mei 2010

SAJAK KEMATIAN

WANITA PELAUT DAN PENGUDARA

Dua pekerjaan di atas merupakan lahan basah untuk mengais Dolar dan Euro. Tentu saja saya tidak membicarakan perusahaan lokal di sini Faktanya, Masyarakat Indonesia berlomba-lomba mencari peluang karir pada dua bidang tersebut hingga ke ujung dunia.
Pelaut adalah sebutan untuk para pekerja yang bekerja di kapal pesiar, bukan hanya sebagai ABK tapi crew di Front Office, F&B, Housekeeping, hingga Laundry Department layaknya karyawan hotel bintang lima plus (baca: Diamond). Sedangkan Pengudara adalah istilah untuk orang-orang yang bekerja di maskapai penerbangan, khususnya para pilot dan pramugari. Sebut saja Singapore Airlands, Cathay Airways, Emirates, dsb merekrut para crew khususnya dari Asia termasuk Indonesia.

Pelaut dan Pengudara adalah lahan yang tepat untuk para pekerja keras. Saya mengacungkan jempol bagi mereka. Kenapa? Pekerjaannya sangat berat dan penuh pengorbanan. Mereka harus tinggal jauh dari keluarga,dan hanya sesekali pulang ke negaranya sendiri, bahkan mereka harus siaga 24jam karena Para crew harus concern terhadap kepuasan penumpang atau customer. Itulah sebabnya mengapa perusahaan-perusahaan tersebut sangat ingin merekrut crew dari Indonesia, karena Indonesia terkenal akan keramahannya.

Tapi lagi-lagi saya harus berdebat dengan sikap orang-orang konservatif yang pemikirannya sangat dangkal. Katanya pekerjaan ini tidak aman untuk wanita. Katanya mereka bisa ditiduri. Katanya para paramugari bisa disewa oleh pilotnya. Katanya mereka hobi party dan minum-minum. Katanya mereka akan ter-western-isasi dengan pergaulan bebas (free sex, drugs dan alcohol). Katanya lagi, dan katanya lagi…
Baiklah, kita bisa bicara dengan melihat fakta tanpa harus meng-copy paste dan mem-forward anggapan orang lain. Tak usah jauh-jauh lah melihat jabatan ini. Di darat pun penyakit seperti ini telah menjamur. Faktanya memang di sana ada yang seperti itu dengan asas mau sama mau, suka sama suka, tapi bagaimana kalau tidak mau? Tentu saja perusahaan mempunyai aturan yang ketat mengenai sex abuse, verbal abuse, criminal, etc. They (perusahaan) will give one ticket home if the crew got a criminal report. Ini berlaku bukan hanya crew yang setaraf levelnya, tapi mereka juga bisa memulangkan seorang Kapten jika ia benar-benar melakukan kejahatan, atau kekerasan sexual. So I think it will be safe for females crew or other. However, just back to the person, kalau memang mau ya resiko ditanggung pribadi, tapi kalau memang ada pemaksaan maka perusahaan akan campur tangan. Ingat, perusahaan punya batasan dan aturan yang ketat (dan tidak bisa disogok).

Dan berhentilah menghakimi dua pekerjaan tersebut dengan image yang kotor. Banyak nilai plus yang tidak diketahui, pekerjaannya bisa membawa mereka pergi keliling dunia, mereka bisa mengumpulkan modal yang tidak sedikit dalam 1x kontrak untuk memulai usaha di Indonesia, dan intinya lingkup sosial mereka sudah tidak nasional lagi melainkan internasional, yang mungkin juga akan merubah cara pandang, gaya hidup, dan sikap. Kalau positif dan negatifnya, saya akan tetap bilang “Back to the person, coz I believe in Karma : a good people will deserve a good thing”

::CHEERS::

Rabu, 14 April 2010

WSKFLHBSABOAP

Walking on the gravel.
Sharp and hurt.
Keep smiling of it. Keep struggling for rich.
Forgeting my pain that stabs over.
Leaving falsity of life.
Probleming a hypocrisy.
Beautifying blood that came out from body of heroes.
Standing in the middle of sins.
And filling with the tears.
Bible and religion lead me half. Satan and Inferno are welcoming in their hospitality.
Only A word comes to my brain since beginning. A Happiness that never fade by its mean.
And I come toward to reach.
Paradise.

Selasa, 13 April 2010

K U R S I P A N A S

Saya duduk di kursi panas. Menghadiri monthly meeting untuk kedua kalinya. Pertama kali ketika saya baru bergabung di perusahaan ini, dan kedua kalinya ketika saya akan keluar dari perusahaan ini. Sebelum-sebelumnya, bukannya saya mangkir, tapi karena saya sibuk mengisi ilmu di otak saya.
Saya berada di ruangan yang tidak lagi kondusif. Penuh persaingan yang kotor, bersama orang-orang yang tidak mengenal kata harmonis.
Saya merasa akan disidang hari ini. Anggaplah saya akan dikeluarkan dengan tidak hormat, meskipun saya telah mengajukan surat pengunduran diri sebelum saya diinjak-injak di sini.

^^^

Senin lalu, Saya istirahat berdua dengan atasan saya. Atasan yang paling atas jabatannya di kantor. Agak kaku memang. Karena beliau adalah orang yang disegani meskipun watak aslinya sangat konyol dan otaknya selalu dipenuhi dengan imajinasi-imajinasi lekuk tubuh wanita telanjang.
Tapi saya mengambil kesempatan emas ini untuk mengeluarkan seluruh batin saya. Kejadian-kejadian di tempat kerja, yang seperti sudah saya bilang ‘sudah tidak kondusif lagi, penuh persaingan kotor, dan tanpa keharmonisan’.
Saya bertanya dengan pembukaan yang menuju sasaran. Saya ingin membahas tentang para klien yang mengeluh. Intinya beberapa di antara mereka tidak puas dengan hasil kerja kita. Beberapa. Bukan satu orang saja. Berarti ini adalah masalah yang krusial menurut saya. Lagi-lagi saya harus menyinggung mantra “Customer is A King”. Tapi memang itu penilaian saya terhadap perusahaan ini. Partner saya hanya mengandalkan service tapi tidak pernah memikirkan achievement-nya yaitu satisfied. Padahal kepuasan adalah gol dari segala-galanya..
Saya bercerita kepada beliau, atasan saya, tanpa menyebut nama pelakunya. Berkali-kali saya harus berdebat dengan mereka, karena saya ber-empati kepada klien saya. Ada satu kejadian, mereka adalah member di tempat kami, tapi sedihnya mereka tidak pernah mendapatkan sesuatu yang special di sini, hingga mereka membandingkan dengan kualitas cabang lain yang lebih memahami keinginan mereka. Saya selalu berdebat dengan para senior yang bertugas, ketika para member meminta sesuatu yang masuk akal, yang tidak mengubah nilai jual, tetapi hanya mengubah standar, dan mudah dilakukan. Tapi kakak-kakak itu selalu balik memarahi saya. Mengatakan saya tidak punya otak untuk berpikir mengenai standarisasi. Justru saya berpikir dengan otak. Dan saya membela klien saya. Karena kalian bukannya tidak bisa melakukan apa yang mereka inginkan, kalian malas. Hidup kalian di tempat ini terlalu kaku, pakem akan standar. Sungguh ibanya saya terhadap kelangsungan perusahaan ini,. Kalian hanya mengejar poin dan omzet penjualan, tapi tidak mau memikirkan arti kepuasan.
Padahal, di awal karir saya belajar banyak dari partner saya, bahkan saya mencuri ilmu mereka. Tapi faktanya mereka pun tidak bisa memberi contoh kepada saya. NATO—No Action Talk Only. Mereka selalu berbicara tentang tingkah laku, tentang etika, tapi mereka sendiri tidak membuktikannya. Grooming and Courtesy. Ketika saya menyerang balik dengan bumerang mereka sendiri, mereka tetap berkelit dan mengeluarkan kata sakti “Pasal satu, Senior selalu benar”.
Baiklah kakak senior, saya sudah menyerang Anda. Sekarang silakan serang saya.
Dan atasan saya banyak mengangguk mendengar curahan hati saya.

^^^

Kursi ini semakin panas. Saya duduk diantara para senior, yang juga adalah partner saya. Berbicaralah atasan saya memimpin rapat, hingga akhirnya beliau membahas semua yang pernah saya bahas bersamanya. Saya tahu sedikit banyak beliau setuju dengan saya, maka dari itu saya berani menceritakannya.
Mereka marah. Benar-benar marah dan melakukan pembelaan sampai titik darah penghabisan. Mereka marah terhadap saya,. Dikiranya saya mengadu domba, padahal saya tidak pernah menyebut nama, bahkan atasan saya pun tidak menunjuk siapa orangnya. Tapi yang merasa akhirnya berbicara.
Mereka menunjuk muka saya. Sungguh tidak sopan. Tapi saya masih diam, hingga waktu mengijinkan saya untuk berbicara. Dan saya mendapatkan poin penting bahwa mereka sengaja menumpuk beban pada saya. Karena saya anak baru? Bahwasanya saya adalah mediator antara klien dan perusahaan. Jadi apapun itu komentar para klien, tentang produk dan pelayanan, maka akan jatuh kepada diri saya dan saya tinggal menyampaikannya kepada perusahaan. Segala bentuk complaint dan compliment, saya yang menelannya pertama kali.
Akhirnya saya mengerti, saya hanya jadi kambing hitam di sini. Dalam rapat sebelum-sebelum ternyata mereka banyak membahasa tentang saya. Kesalahan yang saya perbuat dan tidak perbuat. Betapa lebih mengagumkannya mereka, tidak pernah membahasnya bersama saya melainkan langsung membawa ke meja sidang, tanpa menghadirkan saksi dan barang bukti. Amazingly! Baiklah, saya tidak punya banyak waktu di sini. Segala kebenaran dari saya adalah kesalahan. Tapi segala kesalahan dari kalian adalah pembenaran. Tentu saya bukan kambing hitam di sini, saya adalah harimau yang mengamuk. Sungguh menyedihkan. Kalian mencari muka rupanya.

Senin, 12 April 2010

a moment

i always miss that moment, that you never realize.

i miss that moment when we looked each other, then i got a crush.

i miss, i miss, i miss, and i always miss that moment when we declared it.

THE PRETTY ALWAYS COMES CRAWLING BACK

Always think how not gratefully i am for anything that God has given, yet i was wrong. Think twice to ensure this.
God send me the way to open my eyes about the real life, about the pathetic situation, even crawl. God challenges me to struggle. And I accepted it.

***

This is my life's story. I was born to be an ambitious woman,in which I never againt an optimistic but fight with all kind of odd.
Never care??
Love Love Love to be a thinker, surrender to be a logical, sail to be a hero when they spread a punishment. I make it real, not only dream.
The pretty always comes crawling back. Move from the past. Criticism now. Arrange the future. And never say no to go.
Hell, Heaven. Blood, Bone, Water, Fire, Sea, River, Spear, Arrow...they toward to my life. My temporarily life. But i damn pretty sure, they come to wake me from my irrational life....

Sabtu, 10 April 2010

KOTAK MASUK

"2232!!!", sibuknya aku menghapus email-email yang tidak kubuka selama hampir dua minggu. Belum termasuk 300-an spam yang mengganggu..uuuh!

Tak sempat kubaca satu per satu apa isi e-mail itu. Kebanyakan notification dari Facebook, Twitter, atau paling-paling juga mailing list yang isinya terlalu intern.

Tapi saking sibuknya aku menghapus mereka dari daftar "kotak masuk", aku benar-benar khilaf telah melupakan kerjaanku yang dikirim oleh bos via e-mail. Terlalu asyik liburan, padahal aku harus tetap mengerjakan laporan yang deadline 2 hari lagi. Aku baru sadar setelah aku membaca offline message dari beliau, yang saat ini sedang pulang kampung ke Negaranya Hitler.

"Re, i hv sent u some files in pdf. Re-check please. I'm going 2 Germany 2mrrow. Do this. Have a great holiday! CU"

Gosh...pasti itu bahan yang harus aku periksa untuk meeting. Data-data manajemen yang aku kerjakan hampir 3 bulan kuhapus begitu saja!OOOh. Aku sibuk mericek kotak masuk satu persatu. siapa tahu aku belum menghapusnya..gila gila gila! tidak ada!!! Sudah pasti bos-ku menolak alasan yang masuk akal sekalipun. Dia amat sangat perfeksionis. Bekerja dengan orang Eropa haruslah seperti ini. Disiplin tingkat tinggi. Padahal dalam meeting itu aku akan dipromosi menjadi Senior PPS, tapi kalau data manajemen hilang... Hired or Fired!!

"Boss, sorry for disturbing your holiday.This is about our report for meeting. I have check our data and there's some revision, not too much,but would you sent me again. I forgot to save it in my flashdisk. Virus attacked to my laptop and I lost it. Sorry Boss.. Thanks before"

"What files?"

Bos yang online pada saat itu langsung menjawab kegalauanku.

"Management Data, you sent me two weeks ago. For the next meeting, right?"

"Dear...do not lie. You haven't check it???"

DEG...matilah aku..kok dia tahu kalau aku bohong. Kenapa dia tahu kalau aku memang belum memeriksa data? Berpikirlah aku tentang file itu. Mungkin si bos menunggu jawabanku di sana.

"where have you been?"

Matilah matilah matilah aku! 12 hari aku menggila di Bali bersama seorang lelaki yang baru kukenal di bandara. Bukan teman, bukan pacar, tapi benar-benar seorang yang baru kukenal dan sepertinya dia baik. Aku diberi waktu 2 minggu untuk libur, lalu aku memutuskan pergi ke Bali menengok keluargaku, tapi yang terjadi adalah...aku pergi dengan seorang laki-laki yang ganteng, muda dan kaya, dan kita mabuk bersama di hari pertama. Setelah itu aku menginap di cottage yang ia sewa bersama teman-temannya. Dan Ia mengenalkanku sebagai kekasihnya. Lalu aku mau saja dibuatnya demikian. Lantas liburanku usai, aku tak bertemu keluargaku, aku melupakan pekerjaanku bahkan aku membohongi pacar dan keluargaku.

"Honey...there's no news from you. I sent you a ticket to come here. and i waited you in the airport. However seems like you enjoy your holiday."

Whaaaaaatttttt??? Bos-ku yang juga adalah pacarku, ternyata mengirim tiket ke Jerman untukku. Aku tertunduk lesu. entah alasan apalagi yang akan kubuat kali ini. Kebohongan tentang meeting report, 2 weeks holiday, apapun itu...tak akan meyakinkan orang Eropa.

Yang jelas Kotak Masuk-ku bertambah. Ada tag foto dari seseorang yang baru saja menghabiskan liburan bersamaku di Bali. Yang aku ingat, kami berciuman dan seorang temannya mengabadikannya dalam bidikan kamera.

Jumat, 09 April 2010

GERIATRICS

Geriatrics merupakan salah satu istilah medis yang merujuk kepada metode atau cara pengobatan (treatment). Secara definitif Geriatrics memiliki arti medical care of old people. Tujuannya adalah untuk mengkampanyekan kesehatan dan mencegah penyakit serta disabilitasi para lansia.

Namun kata 'Geriatrics' ini mengalami perluasan makna. Dalam sejarah perkembangan pergaulan Amerika, anak-anak muda mengadopsi istilah Geriatrics ini, dan ditujukan pada mereka yang kuper dalam hal sex. Khususnya bagi mereka yang masih tinggal dengan orang tuanya coz they have some strict rules. Misalnya, melarang anak untuk berpacaran, memberlakukan jam malam, menemani putra-putrinya pergi kemana saja, pokoknya aturan-aturan yang ketat dengan maksud melindungi anaknya. Jadi Geriatrics juga berarti cara yang diterapkan orang tua kepada anaknya agar terhindar dari pergaulan bebas atau sex. Sebenarnya jika digarisbawahi, sex itu tidak melulu menyiratkan free sex atau making love. Menjalin hubungan dengan lawan jenis, hanya berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman itu pun termasuk kategori sex (yang tidak berbahaya). Tapi tetap saja, Keadaan sosial yang ganjil bagi masyarakat Amerika, mengingat mereka hidup dengan budaya yang kental akan pergaulan bebas sehingga sex dalam pengertian mereka merujuk pada perbuatan Making Love. Sehingga Geriatrics ini dianggap kolot, konservatif, dan sangat tidak western.

"Seems your mother was never young.Hahahaha!!!", begitu kata para remaja perempuan yang mencela Geriatrics tersebut.

Jika kita bandingkan dengan budaya timur, tentu Geriatrics ini justru akan semakin diketatkan dan semakin dikembangkan kualitasnya. Tapi sepertinya pergaulan Barat telah merasuki Timur. 80% para remaja putra dan putri telah kehilangan virginitasnya, dan 30% dari mereka married by accident, resiko yang harus ditanggung akibat melakukan free sex dan sex pra-nikah. Jadi jika kita bicara tentang Geriatrics di wilayah Timur, eksistensinya menjadi absurd, karena free sex seolah sedang menjadi tren sejak satu dasawarsa terakhir. Gaya pergaulan masyarakat kota yang semakin kebarat-baratan, semakin menendang pula metode Geriatrics tersebut, yaa..meskipun susah-susah gampang menerapkannya, tapi free sex itu belum dianggap budaya di Timur.

So, How Geriatrics Are You????

Rabu, 07 April 2010

Bos dan Sekretaris

Aku mengintip dari lubang pintu. Bukan hanya alarmku saja yang menggerakanku pagi buta, tapi suara-suara gaduh di ruangan itu pula yang membuatku tidak nyenyak dari semalam. Dari pada aku mati penasaran rasanya tidak apa-apa aku kepo akan privasi orang. Sekali ini saja!

Bekerja di agen periklanan memang sering memaksaku untuk tidak pulang. Setiap hari deadline. Setiap hari revisi. Setiap hari diracuni oleh kemauan klien yang konservatif. Maka kantor ini adalah rumah keduaku.

Aku memang sangat tidak sopan ketika sengaja melihat adegan mesum mereka. Tapi mungkin mereka lupa itu bukan kamar tidur, melainkan ruang meeting yang dilengkapi dengan CCTV.

Orang-orang tetap tenang di hari itu meski kami sangat heboh menyaksikan barang bukti. Menahan nafsu untuk bergosip
Padahal di antara kami sudah pada gatal mulutnya.. Duet maut antara Bos dan sekretarisnya, meninggalkan sejuta tanya di benak kami. Bos kami yang bijaksana, rambut serta kumisnya sudah memutih, dan sekretaris yang selalu menjadi idola. Bukan apa-apa. Tapi masalahnya sekretarisnya juga adalah laki-laki, dan miliknya super kecil.

Bayangan Bulir Hujan

Aku mencoba menghitung bulir air hujan di dekatku. Satu. Dua. Tiga. Empat. Sepuluh. Sebelas. Sepuluh. Dan kuhitung lagi bulir yang sudah kuhitung. Tak terhingga jumlahnya. Bulir-bulir itu mengganggu pandanganku saja. Aaah…

Sengaja kupilih meja yang bersandar dengan kaca besar transparan pengganti dinding kokoh, aku ingin mencicipi juga “hidangan tambahan” di luar restoran ini.
Sepiring kecil baba aux rhum dan segelas hot lemon tea menemaniku yang tengah gila khayal. Geli melihat sepasang laki-laki bergandengan tangan dan sesekali saling memegang pinggang. Bukan fenomena luar biasa memang. Tapi salah satu dari mereka adalah guruku. Guru agama.

!!!

Senin, 05 April 2010

Catatan Seorang Pekerja

Mar 2008

Di akhir semester saya harus berkutat dengan revisi skripsi filsafat eksistensialisme. Saya berjuang mencari waktu luang untuk mengutak-atik lembar demi lembar, mengesinambungkan paragraf demi paragraf,menganalisis kalimat demi kalimat, dan mencurahkan kata demi kata. Sementara di waktu lain saya harus menyusun skrip dengan narasi yang juga diubah-ubah oleh bapak produser, meeting dengan klien, mencari talent, berpanas-panasan dengan deadline...aaaahhh...bersyukurnya saya mendapatkan pekerjaan sebelum resmi sarjana, meskipun dibayar lunas di akhir kontrak.

Sept 2008

Saya benci gosip. Saya tak ada urusan dengan manusia-manusia di televisi itu. Tapi ini sepertinya menjadi guilty pleasure untuk saya, karena saya dengan leluasa bisa membuat karangan bebas tentang mereka tanpa mengenal hari libur dan buta tanggal merah. Saya pijakan kaki saya di tempat ini setelah wisuda. Saya mengais rupiah dan mendulangnya. Tapi saya hampir tak pernah pulang, saya tak mengenal keluarga, saya tak bertemu siang dan rindu matahari, dan yang paling parah lagi,, saya selingkuh!!!

Jun 2009

Saya menghitung ratusan juta, mencetaknya dan memberinya kepada orang lain. Uang itu bukan hak saya. Saya hanya membantu mereka menyimpan uang di bank. Yang saya sadari adalah saya menyenangi pekerjaan ini dengan terpaksa. Rasanya tidak sesuai dengan tagline perusahaan saya yang suka melayani dengan setulus hati Tapi saya benar-benar enjoy bertemu orang lain, berkenalan dengan orang lain, menikmati sesaknya kereta di pagi hari, mengenal siang. memakan bekal buatan mama di kantor, menikmati makanan gratis setiap minggu, saya senang dengan hal itu. Bahkan saya pun senang membuang tiga juta begitu saja dari rekening saya!!!

Dec 2009
Saya adalah mahasiswa lulusan universitas ternama di negeri ini. Hobi saya bekerja tanpa hari libur. Saya bertugas untuk melayani dan melayani. Menikmati setiap tetes keringat yang mengucur dari kening. Saya berada di suasana America-Eropa. Tampaknya masa depan saya mulai tertata. Satu langkah saja menuju cita-cita saya. Meski saya harus jauh dari keluarga, tapi saya bahagia. Saya tau! Saya tau! Semuanya ego yang berbicara. Ketika saya mencari kerja dan mendapatkannya adalah hati saya yang berbicara. Tapi Ini yang nyata. Bekerja bukan cuma mengais rupiah tapi juga menikmatinya...

MARRIAGE. IS ONLY NEED LOVE AS A FOUNDATION???


“Love is blind, but marriage restores its sight.” (George C.Lictenberg)


Percintaan dua sejoli yang sejalan akan tertuju pada pernikahan. Cinta adalah pondasi dan pernikahan adalah bangunannya. Tapi pondasi cinta saja tidak cukup. Ada pondasi-pondasi lain yang harus dipikirkan sebelum dan setelah melangkah ke jenjang pernikahan. Pernikahan tidak melulu sebagai tujuan akhir dari suatu hubungan. Toh cinta tidak harus memiliki, begitu pepatah lain menyimpulkan.

Jaman ibu saya beranjak remaja, banyak gadis yang dinikahkan begitu lulus sekolah dasar. Apa sudah ada cinta di usia sebelia itu? Entah. Cinta itu buta katanya. Dan sekarang pun masih menjadi fenomena, nikah muda. Cinta, cita, tren, atau kesalahan??? Apapun itu pernikahan masih menjadi cita-cita (baca: keharusan). Ketika datang ke sebuah pesta pernikahan kerabat, sedikit timbul rasa sirik ingin juga segera menikah, atau ada harapan biar cepat-cepat menular.

Saya pun demikian. Saya yang masih berusia 20 tahun kala itu memimpikan pernikahan yang mungkin akan terjadi 2-3 tahun lagi. Tidak ada alasan yang spesifik. Tapi intinya image pernikahan itu sendiri akan baik untuk saya. Untungnya realita hidup membuat saya tidak segegabah itu menilai pernikahan. Lambat laun keinginan saya untuk menikah di usia muda memudar. Alasannya? Karena belum siap. Bukan menyiapkan mental dan fisik serta bekal cinta saja, tapi juga dalam hal emosional, finansial, spiritual dan waktu. Ternyata saya belum cukup dewasa menyikapi makna pernikahan itu sendiri. Ketika dihadapkan pada pernikahan berarti saya dan pasangan harus sudah mapan. Pernikahan membutuhkan biaya, pernikahan membutuhkan kedewasaan, pernikahan membutuhkan kesabaran, ada visi dan misi and so on and so on.

Memang benar pernikahan akan membuka mata kita yang tertutup oleh cinta. Detil dari pasangan kita akan muncul dan semakin muncul. Masalah umum yang terjadi setelah menikah salah satunya adalah ketidakcocokan. Bahkan ketidakcocokan itu bisa muncul setelah memasuki usia pernikahan perak. Wow!!!

Namun, Apapun itu sah-sah saja jika ada yang menikah muda, menikah tua, atau menikah setengah matang. Saya tidak selalu memandang skeptis atas sebuah pernikahan. Tentu saya harus optimis! Tidak masalah untuk siapa pun yang menginginkan pernikahan. Saya pun jika sudah saatnya nanti pasti akan menikah. Bukan karena tren atau modal cinta, tapi karena saya memang menginginkan pernikahan yang matang dan sekali seumur hidup.

Love!
Love!
Love!
Marriage!
Marriage!
Marriage!

###

Minggu, 04 April 2010

Chicken Team in My Galley, I Proved it To YOU!!!

Again! I faught with them. I taught you how to make our customer satisfied. Live in this field it’s not only service and service. They are our member. But you never give something special to them. Don’t you know that they always compare our service with other. You said, “It’s knotty!” Knotty means you can do it but you are lazy to do it. See???

I showed you how to make a portion of sandwich based on request. You just have to slice a smoked beef and cheese into two. Then you put them in the right side for smoked beef and in the left side for cheese. And slice it! So, you will find a beef n cheese sandwich as they wish. How easy that way!!

Why you never think to be creative. You said I don’t have a brain, I can’t think. And of course I can’t stop you to say that, then I showed you until you closed your cheapen mouth. I tried to find a way to respect you, but as time goes by itself, I really don’t care with a clause, “Seniors are always right!”. That’s not valid in our place. Because you are too idiot for doing anything. Because you are apathic. Because you never place yourself as a customer. You’re just maid!

Common guys, be a realist. Don’t hide like a chicken that you eat everyday!



*This note is dedicated to my team in our galley! Especially for D ‘the Sissy’ and L and all of you who never realize!

SALARY MANAGEMENT



Setiap bulan saya harus: pergi ke dokter kulit untuk perawatan wajah, pergi ke gym dan berenang untuk mendapatkan tubuh yang sehat, beli baju untuk menghindari penampilan yang monoton, pergi ke salon untuk creambath dan luluran, hangout bersama teman2 dan nongkrong di middle up resto, dan banyak lagi, dan banyak lagi….


Hal-hal di atas akan dinilai sebagai hal tersier tapi juga bersifat prioritas. Terkadang kita tidak bisa meninggalkan sesuatu yang rutin dilakukan meski itu akan menghabiskan gaji Anda. Sebetulnya apa yang Anda lakukan untuk kepentingan Anda ya tidak apa-apa selama tidak merugikan. Tapi jika akhirnya Anda mengeluh, sebaiknya Anda mulai me-manage pengeluaran Anda.

Jangan membuang bon-bon belanjaan, itu bukan sampah melainkan bukti kas Anda. Catatlah berapa pengeluaran Anda, buat seperti buku kas (ada catatan pemasukan dan pengeluaran), jangan lupa untuk melampirkan bon-bon belanjaan tadi. Jika dari bulan ke bulan pengeluaran Anda meningkat, ini wajib diwaspadai. Artinya Anda boros!

Perhitungkan sebaik mungkin, apakah si tersier itu benar-benar menguras uang simpanan Anda? Jika ya, belajarlah untuk me-manage pengeluaran agar Anda masih bisa tetap menabung. Sisihkan setidaknya 30%-50% dari gaji Anda untuk ‘Tabungan Hilang’, yaitu Tabungan yang tidak bisa Anda ambil uangnya. Dan sisanya silakan Anda pergunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau jika memang ada lebihnya bisa digunakan untuk kebutuhan tersier tadi.

Jika Anda memiliki kartu kredit, saya harus mengatakan STOP untuk menggunakannya. Mencicil itu memang mempermudah (baca: menghemat) pembayaran kita yang terkesan tidak banyak mengeluarkan uang, tapi jika Anda selalu menggunakannya termasuk untuk hal-hal kecil (makan, nonton, dll) itu justru akan memaksa Anda untuk terus berhutang, padahal Anda masih mampu untuk membayarnya saat itu juga. Bayangkan hidup anda akan terus dikejar hutang. Apakah Anda merasa nyaman dengan hal itu??? Coba tonton A Confession of Shopaholic deh.

Anda benar-benar tidak bisa lagi mengerem pengeluaran tersier tersebut, cobalah cari penghasilan tambahan. Mungkin hobi Anda bisa mendatangkan uang seperti menulis, fotografi, dance, design graphis, kerajinan tangan, dsb. Intinya jangan sampai Anda kehabisan uang sebelum gaji turun. Ga mau kan gigit jari ketika melihat orang lain bisa bersenang-senang??

Ingat! Akan ada biaya tak terduga dalam hidup Anda. Kita memang tidak berharap ini terjadi, tapi kalau sudah dihadapkan pada penyakit, mungkin Anda harus ke dokter, membeli obat, rawat inap dll, dan kesemuanya tentu akan menguras uang Anda. Sukur kalau biayanya di-rembuirse oleh perusahaan Anda. Kalau tidak?? Harus ada yang dikorbankan kan?

Selain hal di atas, tetap ingat untuk menyisihkan 2,5% harta Anda kepada fakir miskin. Harta kita dan segala hal di dunia ini adalah titipan Yang Maha Kuasa, jadi jangan pelit untuk menyedekahkan rejeki kita kepada sesama.

::CHEERS::

CUSTOMER IS KING?? REALLY??? HOW DO WE SERVE THEM???

Teringat akan pekerjaan saya yang focus pada pelayanan demi mencapai kepuasan. Ketika terjun di bidang Hospitality saya selalu dicekoki mantra ‘Customer is A King’. Mereka adalah segala-galanya untuk perusahaan. Anggaplah mereka sebagai tamu kerajaan (baca: Raja), dimana kita harus melayaninya dengan sangat. But, in my opinion, there’s a big NO for some reason…

Ini adalah masalah dimana seorang staff bisa melayani customer-nya dengan baik dan benar. Sudut pandang saya sebagai seorang staff menanggapi ‘Para Raja’ tadi hanyalah tentang pelayanan bukan produk! Kenapa? Karena selalu ada aturan dan ketentuan yang berlaku. Selalu ada perhitungan untung dan rugi di pihak perusahaan, dan pastinya mengandalkan win-win solution.

Adalah sangat baik ketika seorang karyawan bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan customernya. Kita juga harus tahu bagaimana melayani mereka sebaik mungkin. Bukan cuma teori tapi praktek, termasuk mengetahui psikologis customer tersebut. Intinya Know Your Customer sangat memegang peranan penting disini. Kita harus tahu mana regulars, tamu VIP/VVIP. Pemegang kartu platinum, dan customers yang harus diperlakukan ‘special’. Tapi jangan pernah takut kehilangan mereka yang complain, ketika kita sudah menjalankan peran dan tugas kita sesuai standart company.

Ada sebuah kasus. Ketika itu jam stirahat dan saya pergi ke foodcourt untuk menikmati ayam goreng cepat saji yang terkenal nikmat. Antriannya begitu panjang, sampai saya harus mengantri setengah jam hanya untuk makan. Di samping saya berdiri dua orang ibu yang kelihatan tidak sabar dan terus mengeluh tentang pelayanannya yang lama. Tibalah giliran mereka untuk memesan, tapi ternyata menu yang mereka inginkan not ready stock, maka staffnya meminta maaf dan memberi solusi dengan menawarkan menu lain atau menunggu pesanan yang diinginkan. Tindakan yang tepat menurut saya untuk handling complain: do apologize & give solusion. Tapi apa yang terjadi? Mereka marah dan merasa restoran itu tidak profesional dalam melayani dan menyiapkan makanan. Padahal sudah ada solusi yang ditawarkan, tapi tetap saja dua ibu itu tidak memberi jalan keluar melainkan memaki.
Akhirnya sang Manager turun tangan dan memberikan dua ice cream cone gratis atas pelayanannya yang tidak memuaskan tersebut. Dua ibu itu malah semakin marah dan menganggapnya menyogok, meskipun ujung-ujungnya mereka menerima tawaran sang Manager tersebut. Hmm,,, Terlalu emosional dan kata-kata yang keluar di ujung kalimat adalah “saya ga mau bayar!!!”. How come? It didn’t make sense??? Inikah yang harus perusahaan terima karena mereka adalah seorang RAJA???

Kasus lain. Ini terjadi ketika saya yang melayani. Seorang customer memesan black coffee jenis Robusta, yang memang secara fakta rasanya strong n bitter. Saya menjelaskan tentang rasanya dan penyajiannya tanpa diminta (karena memang sudah bagian dari job desc saya). There was no question and He ordered. Selesai saya menyajikan secangkir black coffee, selang beberapa lama kemudian (mungkin setengah jam), beliau memanggil saya. “Mba, kopinya pahit”. Padahal saya sudah menyajikannya dengan standar penyajian, a cup of black coffe plus two sugar sachets and cookie. Dan saya bilang “tambahkan gula saja Pak”. Tentu saja akan sangat pahit jika tanpa gula, namanya juga black coffee. Tapi tahukah Anda? Beliau meminta kopinya diganti yang baru dan saya sadar bahwa kopinya itu tinggal tersisa seperempat cangkir. NO WAY!

Ada lagi. Customer sebuah bank ingin mencairkan cek yang ia dapat dari seorang langganannya. Namun tanda tangan yang tertera sangat berbeda dengan yang ada di system. (yang terdapat di system adalah tanda tangan nasabah yang berlaku), sehingga bank tersebut tidak dapat mencairkan ceknya. Bank memberi solusi kepada customer-nya untuk konfirmasi kepada pemilik cek agar ia mengganti dengan cek yang baru dan menyamakan tanda tangannya dengan yang tertera di bank. Customernya pun marah besar dan menyalahi bank tersebut karena tidak professional. Menurut pengakuan customernya, ia sudah berkali-kali mencairkan cek dari pelanggan yang sama namun tidak pernah ada masalah. Kalau saya bilang, masalahnya datang dari si pemberi cek, karena kali ini tanda tangannya beda. Meskipun uang itu adalah hak si customer, namun tetap ada prosedur yang harus ditaati bukan.

Lagi. Dua orang tamu duduk di lounge sebuah hotel bintang empat, namun perilaku mereka sangat mengganggu tamu lain. Mereka duduk mengangkat kaki, tertawa-tawa, bicara dengan sedikit berteriak. Dan yang paling bodoh adalah mereka merokok di no smoking area. Saya meminta mereka pindah ke pool bar di luar, supaya mereka bisa merokok. “Di luar panas, memangnya saya sopir yang kuat panas-panasan”. Saya membalas, “Di luar ada gazebo-nya pak, jadi bapak ga akan kepanasan”. Lalu kata mereka, “Nanti laptop saya yang kepanasan..” Dasar Wong Ndeso. Geleng-geleng kepala saya dibuatnya, dan orang-orang di sekitar hanya berbisik-bisik mendengarnya. Belakangan saya tahu bahwa mereka adalah orang DPRD dilihat dari berkas-berkas yang dibawanya.

BUDAYA NRIMO (Perilaku Apatis versus Kritis)

Budaya Nrimo termasuk baik dari segi etika dan telah melekat secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda. Masyarakat Jawa yang konon dulu senang bekerja dibawah pemerintahan Belanda agar terhindar dari hukuman, akhirnya melahirkan mental pencari aman. Budaya Nrimo sendiri memiliki arti menerima apa yang ada pada diri kita, termasuk keadaan sosial. Jika keadaannya seperti itu yo wis kalo begitu yo ndak popo, begitulah kira-kira gambarannya.

Jika ada seseorang yang selalu menerima sebuah keputusan, selalu pasrah menerima nasib dalam hidupnya tanpa mau berusaha untuk menjadi lebih, saya harus mengatakan bahwa orang itu memasuki Danger Zone. Kenapa? Budaya Nrimo ini tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan yang serba maju seperti sekarang. Kita tidak bisa bertahan hidup tanpa mau berusaha, kita bukan budak kompeni, kita juga bukan Siti Nurbaya yang dipaksa menikah, tapi kita generasi Kartini!
Rasanya di era modern seperti ini sudah sepatutnya kita membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis dan bertindak logis. Budaya Nrimo hanya akan membimbing kita menjadi apatis dan pasif Padahal menjadi seorang yang berbeda dan bisa mengambil sikap itu akan lebih baik, dibanding selalu menjadi abu-abu, save player, dan parahnya lagi menjadi yes man!

Aku bukan badut juga bukan yesman
Yang cuma manggut-manggut tanpa argumen,…”
(NATO-God Bless, 2009)


Memang pertentangan akan muncul ketika kita membelokan arah meskipun untuk hal positif. Tidak perlu dengan emosi dan ekspress tapi mulailah dengan proses. Jika kita berhadapan dengan atasan, tidak perlu berdebat melainkan dengan berdiskusi secara sehat. Jangan pula takut dengan aturan yang mengikat. Aturan itu sendiri tidak akan menutup kreativitas kita. Toh semuanya serba dikondisikan. Kritis dan logis adalah kuncinya. Oleh sebab itu mulailah menganalisa hidup dengan kritis, karena hidup kita yang melanjutkan dan arahnya kita yang menentukan, bukan sekedar menjadi pe-nrimo bak kerbau yang dicocok hidungnya.