Sabtu, 25 April 2009

kenapa?

"kenapa?" dia terus bertanya tentang hubunganku dengan seorang mantan yang kini menjadi sahabat.
"udah ga ada apa-apa?" jawabku berulang kali.
"kenapa?" sudah 1000 kali dia mengulang pertanyaan yang sama.
aku diam.

apa sih yang salah ketika aku bisa bersahabat dengan seseorang yang kebetulan adalah mantan pacarku.heloooo...dari dulu hubunganku dengan para mantan selalu baik-baik saja.
seseorang yang tak senang dengan hubungan permantananku ini belum jadi siapa-siapa. aku sudah siap menerimanya kembali dengan segala kecacatan masa lalunya, dengan segala kecacatan sikapnya yang tak terhitung minusnya. tapi kenapa dia selalu tak mau mengerti dengan pertemananku yang biasa saja. toh waktu terus berputar dan semakin menjawab pertanyaan. waktu mulai menunjukkan titik terang bahwa aku memilih dia daripada seorang mantan. tapi kenapa? kenapa dia masih saja bertanya "kenapa"? akutak bisa terus mengikuti ego-nya. dia tak mengerti arti persahabatan yang kami jalin dari dulu. kalaupun kami sempat berpacaran itu karena ada kekosongan yang perlu diisi. aku dan mantanku tak peduli lagi urusan cinta. kami hanya sebatas teman. hidupku adalah urusanku. dan hidupnya adalah urusannya. beberapa hal yang ia tak suka dari hubungan permantananku:
1. aku masih berhubungan dengannya : telepon, sms, fesbuk
2. aku masih meladeni dia
3. aku belum melepasnya 100%
4. dll menurut dia. ga tau lah ga sukanya dimana.

"kenapa?" masih bertanya.
aku pergi. rasanya percuma menghadiahi hati. karena hati ini masih tak dianggap berarti. ya sudahlah tak perlu dilanjutkan lagi. aku sudah muak dengan pembahasan ini.



nb: ngapain juga gw sering jln sm lo, minta waktu lo, klo emang gw ga niat balikan lg! hari gini ternyata "sayang" tuh ga cukup!!!

wisdom tattoo (again!! i took this without permission)


btw..very sounds!!! nice tattoo...

words of wisdom cats from neighbour' website (i took this without permission).hihihi

Kamis, 23 April 2009

cerita bagian empat

Aku memejamkan mata sejenak. Melupakan kericuhan di kantor yang lama-kelamaan terasa seperti insane asylum. Untungnya aku sadar kalau kakiku mendorong laptop yang hampir terjatuh dari atas kasur. Aku cepat2 membenarkan posisinya. Ada dua laptop yang tergeletak di dekat tubuhku yang melemas karena capek berpikir. Laptop putihku untuk menulis, menulis dan menulis apapun itu. Karya imajinerku banyak terpampang di situ. Tapi baru ada beberapa yang terpublikasi. Yang lainnya tak lulus sensor.hahaha… Dan kini aku sedang terperangkap deadline artikel berbau filsafat yang harus segera aku selesaikan akhir minggu ini. Aliran di luar jalurku yang selalu mengingatkanku pada pertanyaan di mata kuliah semester satu, “apa itu filsafat?”. Jawabannya saja diuraikan dengan analogi. Huh Bingung. Tapi karena permintaan industri yang menggodaku dengan harga tinggi, akhirnya kukerjakan saja tulisan ilmiah itu. Dan laptop hitam yang hampir terjatuh tadi, isinya penuh dengan urusan pribadi, yang tidak lagi prinsipil bagiku. Hasrat menulisku begitu menggebu-gebu kala itu, tapi entah kenapa mataku tertuju pada si hitam. Aku senyum2 sendiri tatkala menekan tombol power di samping kanan atas si hitam. Aku ingin menghibur diriku sejenak. Melihat foto-fotoku dengan seseorang yang kucintai dan tak kucintai. Folder foto-fotoku yang selalu memancarkan panorama bahagia dari seorang penulis kelas kecebong. Foto-foto yang tak pernah berobjek seorang subjek.
Aku mengklik folder berjudul “Past Present Future”. Foto-fotoku dan pacarku. Sudah lima tahun aku bersamanya. Impianku adalah bisa menikah dengan seorang lelaki yang hampir sempurna seperti dirinya. Angkasa Putra namanya. Baik, perhatian tapi juga cuek, mendekati kriteriaku lah termasuk juga fisiknya yang sangat pria. Tapi entah mengapa kala itu aku benar-benar merasa bosan melihatnya. Aku suka tapi aku sedang tidak ingin memperhatikan foto-foto yang hampir setiap hari kubuka. Yang terpampang di sana adalah aku dan Angkasa, tapi itu dulu. Foto yang diambil terakhir kali adalah sekitar setahun lalu. Kini ia sedang tidak hadir. Ia terlalu mencintai pekerjaannya yang terus-terusan memisahkanku darinya. Hari ini dia ke Yogyakarta, kemarin ke Samarinda, besok ke Bali, lusa ke Lombok, begitu terus. Seolah-olah aku ini hanyalah sebuah nama baginya, cukup disebut saja kalau tak ada pun tak apa.huff… Kualihkan mouse-ku ke tombol back. Ada gambar-gambar lain yang terpampang disana. Senyumku mengembang ketika melihat foto diriku bersama para sahabat. Tiga orang pria yang selalu menemani kegundahanku di kantor. Tak usah kusebutkanlah namanya, nanti mereka ke-ge-er-an lagi.hihihi… Merekalah yang hampir menggantikan sosok Angkasa yang seharusnya ada untukku, seharusnya ia ada disaat kubutuhkan, seharusnya ia ada disaat senang dan susahku. Padahal aku baru saja mengenal tiga orang ini. Mereka lucu, selalu menghiburku. Ada si pendiam, ada si anak kecil, ada juga si troublemaker. Tapi tiga orang ini lebih mengerti karena mereka tak pernah me-reject telponku, karena mereka tak pernah marah-marah ketika ku hanya ingin mengobrol sejenak. Mereka suka memberikan pelukan ketika ku sedang pilu, mereka juga selalu menemaniku di sela-sela waktu revisi yang sudah pasti ujung-ujungnya membuatku stress, kadang mereka juga memberikan ciuman pertemanan. Tapi mereka tetaplah para sahabat, bukan pacar!

cerita bagian tiga

Aku berbaring terlentang menghadap langit2 kamar kostku. Kamar yang sempit bercat biru yang untungnya membawa kesejukkan di kala aku sedang merengut seperti ini. Kamarku masuk dalam kategori bangunan kost2an elite di daerah selatan yang terlihat megah dari jalan raya. Tapi sayang aku hanya mampu (baca:terpaksa) menempati kamar yang jauh dari kata elite. Kamar senilai 700ribu perbulan itu hanya menyuguhkan lembaran triplek dilapisi seng2 yang membuatku kegerahan jika berlama2 di dalam kamar tanpa pendingin. Rasanya bak sebuah kandang hewan liar yang diragukan kokohnya.
Waktu menunjukkan pukul 4.30 pagi. Lagi2 aku pulang subuh hanya untuk mengerjakan 5 segmen dengan 30 narasi yang ujung2nya selalu diutak-atik dan dirombak ulang oleh produserku. Entah apa maunya dia. “Tulis saja sendiri”, begitulah keluh dalam hati yang selalu gagal kuteriakan, ketika ia seenaknya menghapus hasil kemampuan analisaku merangkai kata-kata kritis untuk berita tak penting, dari seorang selebritis tak penting, yang melulu hadir dalam infotainment yang juga tak penting. Jika bukan karena ponsel sebelas juta hasil pemberian seleb tak penting itu, produserku tak akan mau berlama-lama duduk di bangku murah scriptwriter dan menghaluskan kata-kata hasil pemikiran sentimentalku terhadap seleb yang berhasil nongol 3hari berturut2 di tayangan yang sedang kupegang itu. Muak aku melihatnya. Seronok! Murahan! Sensasional..Puiiiih!!! Mendengar namanya saja tak ingin!!! Habis sudah kata2ku untuk memberikan nada pujian yang dapat melambungkan manusia gila popularitas itu. Jika bukan karena rating yang bagus, dan jalean (begitulah orang2 kantor menyebut uang/barang sogokan) serta unsur ‘pertemanan’, pastinya produserku yang kelewat banci itu tak akan menayangkan berita tak penting dari seleb tak penting itu.

cerita bagian dua

"mau lo apa sih?", kalimat tanya yang keluar dari bibirku ketika aku menghardik seseorang.
sejujurnya aku ingin melabraknya, tapi masih ada iba yang tertanam. entah kenapa seseorang yang dihadapanku itu bisa-bisanya mendadak menyebalkan. tiba-tiba ia menjadi sosok yang jauh dari kriteria seorang sahabat, padahal sungguh aku mempercayainya lebih dari mempercayai diriku sendiri. tapi kini, seolah-olah ia baru menemukan dunianya. menusuk orang dari belakang sudah menjadi hobi yang baru digelutinya semenjak 3 bulan terakhir.

***

rumor di kantor semakin berkembang. terdengar isu kalau aku merebut pacar sahabatku. itu fitnah! aku selalu menjawab, bukan berkelit, tapi menjawab yang sejujur2nya. entah darimana orang-orang bisa berpikir seperti itu. padahal hanya satu kali aku makan bareng di kedai depan kantor dengan pacar sahabatku itu, dan itupun secara kebetulan kami bertemu disana. sebagai orang yang saling kenal kamipun berbincang-bincang. wajar kan? toh tidak ada kontak fisik, aku tidak berpegangan tangan, aku tidak memeluk, mencium atau membicarakan hal-hal yang menjurus. lalu apa yang salah?? bahkan setelah makan bareng, aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. lalu kenapa harus aku yang digosipkan seperti itu padahal yang intim juga banyak kok.sinting!


***

aku sudah punya pacar. lima tahun sudah dan kini aku siap melangkah ke pernikahan bersamanya. pemesanan gedung, foto pre-wedding, dan cetak undangan sudah dikerjakan. tinggal menghitung hari yang tinggal sebulan lagi. rasanya aku tidak sabar membagi berita bahagia ini kepada orang-orang terdekatku bahwa aku akan menikah bulan depan! yihaaa....
"pernikahannya cuma kamuflase, kasian kan suaminya, padahal calon istrinya itu tukang selingkuh dan ngerebut pacar orang, paling-paling dia nikah juga karena hamil, tau deh hamilnya ma siapa!!" itulah kata-kata yang kudengar dari balik tembok kamar kost-ku. kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang sahabat. rupanya dia masih terbawa rumor di kantor yang kupikir sudah reda. dan bibit benci semakin tumbuh di badannya. toh itu cuma ulah orang-orang iseng yang sirik dengan persahabatan kita berdua, tapi kenapa dia jadi ikut memusuhiku??? kalau ia memang mencurigai aku merebut pacarnya, kenapa ia tak membuktikannya saja??? Aku kira sudah cukup ia membicarakanku beberapa bulan terakhir, menjelek2anku di depan orang-orang yang tidak tahu siapa aku, mencari-cari kesalahanku, mengomentari fisik dan penampilanku, menyumpahi aku dengan umpatan-umpatan tak berpendidikan.begitu ya timbal balik seorang sahabat??? padahal selama ini aku hanya diam, tidak pernah tuh sedikitpun aku meladeni omongan-omongannya. dan kini rasanya kepala ini jadi bertanduk. hatiku memanas. aku keluar dari balik tembok memandang dirinya tanpa bicara. tapi ekspresi mukaku mengatakan bahwa aku tak menginginkan dia datang di pesta pernikahanku. aku membalikkan badan dan uuugh...ingin sekali menamparnya.

cerita dari sudut kamar

"mau lo apa sih?", kalimat tanya yang keluar dari bibirku ketika aku menghardik seseorang.
sejujurnya aku ingin melabraknya, tapi masih ada iba yang tertanam. entah kenapa seseorang yang dihadapanku itu bisa-bisanya mendadak menyebalkan. tiba-tiba ia menjadi sosok yang jauh dari kriteria seorang sahabat, padahal sungguh aku mempercayainya lebih dari mempercayai diriku sendiri. tapi kini, seolah-olah ia baru menemukan dunianya. menusuk orang dari belakang sudah menjadi hobi yang baru digelutinya semenjak 3 bulan terakhir.

***

rumor di kantor semakin berkembang. terdengar isu kalau aku merebut pacar sahabatku. itu fitnah! aku selalu menjawab, bukan berkelit, tapi menjawab yang sejujur2nya. entah darimana orang-orang bisa berpikir seperti itu. padahal hanya satu kali aku makan bareng di kedai depan kantor dengan pacar sahabatku itu, dan itupun secara kebetulan kami bertemu disana. sebagai orang yang saling kenal kami pun berbincang-bincang. wajar kan? toh tidak ada kontak fisik, aku tidak berpegangan tangan, aku tidak memeluk, mencium atau membicarakan hal-hal yang menjurus. lalu apa yang salah?? bahkan setelah makan bareng, aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. lalu kenapa harus aku yang digosipkan seperti itu padahal yang intim juga banyak kok.sinting!


***

aku sudah punya pacar. lima tahun sudah dan kini aku siap melangkah ke pernikahan bersamanya. pemesanan gedung, foto pre-wedding, dan cetak undangan sudah dikerjakan. tinggal menghitung hari yang tinggal sebulan lagi. rasanya aku tidak sabar membagi berita bahagia ini kepada orang-orang terdekatku bahwa aku akan menikah bulan depan! yihaaa....
"pernikahannya cuma kamuflase, kasian kan suaminya, padahal calon istrinya itu tukang selingkuh dan ngerebut pacar orang, paling-paling dia nikah juga karena hamil, tau deh hamilnya ma siapa!!" itulah kata-kata yang kudengar dari balik tembok kamar kost-ku. kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang sahabat. rupanya dia masih terbawa rumor di kantor yang kupikir sudah reda. dan bibit benci semakin tumbuh di badannya. toh itu cuma ulah orang-orang iseng yang sirik dengan persahabatan kita berdua, tapi kenapa dia jadi ikut memusuhiku??? kalau ia memang mencurigai aku merebut pacarnya, kenapa ia tak membuktikannya saja??? Aku kira sudah cukup ia membicarakanku beberapa bulan terakhir, menjelek2anku di depan orang-orang yang tidak tahu siapa aku, mencari-cari kesalahanku, mengomentari fisik dan penampilanku, menyumpahi aku dengan umpatan-umpatan tak berpendidikan.begitu ya timbal balik seorang sahabat??? padahal selama ini aku hanya diam, tidak pernah tuh sedikitpun aku meladeni omongan-omongannya. dan kini rasanya kepala ini jadi bertanduk. hatiku memanas. aku keluar dari balik tembok memandang dirinya tanpa bicara. tapi ekspresi mukaku mengatakan bahwa aku tak menginginkan dia datang di pesta pernikahanku. aku membalikkan badan dan uuugh...ingin sekali menamparnya.

Selasa, 21 April 2009

world is not triangle

simmer like fire burning my eyes.
hard like stone hitting me twice.
while snow' freezing me naked.

i left this ridiculous triangle. fire, storm, and desert were covering my wonderful life. then there's a miracle throughout the rainbow. they're skiing down to the earth like a children' crowd.
they're flying on my mind, still not believe yet the reality.

shadow is reflecting me. i'm dark. i'm absurd. i'm weird. i'm strange. actually i'm warm. i'm ordinary like they said. i'm anything but nothing. i'm nothing but anything. coz this world is not a triangle but rolling. hanging in space. moving slowly. and crawling in her motion.

i moved, i ran, and i saw...
this world' going crazy.
simmer like fire burning my eyes.
hard like stone hitting me twice.
while snow' freezing me naked.

Senin, 20 April 2009

cerita bagian satu

"tuk...tuk...tuk..."

suara sepatunya sudah terdengar dari balik tembok kamar kost-ku. hari ini ia datang untuk mengucapkan selamat tinggal dan menunggu kisahku yang masih mengundang tanya.
tak banyak yang terucap dari raut mukanya. hanya terukir sedih dan benci yang sedikit ditutupi. kenapa kita harus berpisah? padahal aku hanya menundanya saja. aku masih ingin bersamanya tapi roda cinta mendadak jadi segitiga.

sebuah kotak kaleng ia keluarkan dari tas hitam yang kubelikan untuknya. ia meminta aku menyimpannya. isinya beragam kenangan yang selalu ia museumkan di kepalanya. tiket bioskop, karcis pertunjukkan, bon2 restoran, foto2 kami berdua, dan semua tentang aku dan dirinya.

ia menahan isak, tapi berhasil menjatuhkan setetes air mata. aku pun menangis dibuatnya. sepertinya sudah tak bisa lagi kembali karena sejuta benci dan benci. ia berlalu pergi.hanya sekejap itu ia bersamaku untuk terakhir kali. dan sekotak kaleng kenangan menyadarkan aku bahwa isinya tak akan bertambah lagi. cukup sudah ia pergi. aku hanya terduduk lemas, tak mampu melihatnya apalagi mengejarnya.

kutulis sepucuk surat, yang akhirnya kusimpan di kotak pemberiannya. isinya sudah bertambah meski ia belum mengetahuinya.

"kalau cinta ini mengejarmu, berbaliklah dan peluk aku."

terlalu berat meninggalkan benci

mata ini masih terlalu berat untuk kubuka...
sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela memaksaku untuk segera sadar bahwa lagi-lagi sudah pagi.

masih pedih rasanya jika aku harus menghadapi hari ini dengan sejuta benci yang terkisah sejak beberapa minggu lalu.
kebrengsekan itu tak lekang dari kehidupanku.
aku tak bisa berlari dari manusia bodoh yang hanya mampu tebar pesona.
bagiku aura-nya sungguh hitam.
penampilannya bukanlah cermin dari isi hatinya. dan aku benci itu karena aku tahu!

aku telah mencium rasa haus cintanya.
bertengger dari satu dahan ke dahan lainnya, tapi ia tak pernah tinggal membuat sarang.
tapi mereka itu wanita, dan aku benci jika diperlakukan serendah itu.
aku mencoba untuk meninggalkan kebencian ini dan menghadapi satu kenyataan bahwa hidupnya adalah dengan wanita.

betapa hebatnya para wanita bisa menjadikan ia hidup, tapi mereka tak sadar sedang dibodohi...
lekaslah pergi para wanita.
tak perlu kau membencinya tapi sadarlah bahwa ini poligami tanpa ijab.
setelah ia pergi mungkin kalian akan membenci.
karena aku tahu terlalu sakit untuk dinikmati.
terlalu sedih untuk dihindari.
tapi jika kalian terlanjur benci,,,bagus lah!!!

Rabu, 15 April 2009

Senin, 13 April 2009

Teman pun Belum Tentu Mengerti

"BrrraaaaKK!!!", kubanting pintu kamar kos.
dari jauh terdengar suara si mba penjaga kosan yang memaki suara gelegar pintu.
Entah harus bagaimana. Yang jelas tangis akan segera kukeluarkan, marah akan kulampiaskan, dan keinginan untuk bunuh diri pun akan segera kujalankan.

Tiga hasil test pack yang kusembunyikan selama 2 hari menepis alibiku. Kupikir rasa mual itu hanya karena aku menunda lapar, aku pikir pening di kepalaku karena aku terus bergadang menyelesaikan proposal event project Game Show-ku. Aku pikir ini hanya main2 ketika aku mendadak super duper sensitif, mendadak ingin selalu makan lutis di pagi hari...

Senin, 27 JULI 2005
13:09

Lima tahun sudah aku berpacaran dengannya, tepat hari ini. Kusiapkan sebuah kartu ucapan untuk merayakan 5 tahun hubungan kita dan kue tart coklat tanpa rum kesukaannya. Hadiah ini hanya untuk menyogoknya karena sudah hampir setahun rasa pedulinya memudar. Hanya sesekali ia menelponku untuk sebuah pembicaraan tak penting. Tak sadarkah ia aku haus kasih sayang darinya. Air yang bening jika didiamkan akan mengeruh!!!

Selasa, 28 JULI 2005
19:21

Seperti biasa sepulang kerja aku melepas penat dengan menikmati secangkir teh susu hangat di kedai seberang kantor. Jalanan masih terlalu padat untuk disusuri hingga ke kosanku. Jakarta selalu begini. Belum ditemukan alat yang bisa menenangkan hiruk pikuk Jakarta. Kecuali obat penenang untukku, secangkir teh susu dan teman bicara yang menyenangkan.

21:03
Tibalah aku pada kamar kos kecil nan sejuk. Seorang teman mengantarku pulang dan ia mengantarku sampai ke dalam. Ia melihat2 sekeliling kamar dan tatapannya tertuju pada sebuah kartu yang kuselipkan di lemari es. Kening yang mengkerut, mata yang menerka terlihat pada mukanya. Harusnya kemarin kartu itu sudah berada di tangan seseorang yang kutulis namanya. Tapi ia tak bertanya banyak, karena sudah kuceritakan hampir semuanya

Rabu, 29 JULI 2005
20:44

Lagi-lagi kumenikmati secangkir teh susu sepulang kerja. Tapi bukan di kedai, aku membawanya pulang. Disajikan bersama dua slice tart coklat tanpa rum. Terasa begitu tenang, seakan meringankanku dari stress yang luar biasa. Hangatnya sanggup menemani ragaku yang sedang kesepian. Sembari memejamkan mata, merasakan adanya sentuhan yang kembali memancing gairah yang hilang. Hangat ini membelaiku hingga aku tertidur dibuatnya. Berharap tak lagi kesepian, namun sesuatu yang membuatku hangat perlahan lenyap dari ragaku.

SATU BULAN KEMUDIAN...Ada yang hilang dari kehidupanku. Kehangatan itu. Yang kucari bukan lagi seorang pria yang menjadi pacarku, tapi secangkir teh susu dan teman bicara yang mengasyikkan itu mendadak dingin. Padahal aku merasa kian dekat. Kedekatan kami bahkan mampu menggantikan sosok yang 5 tahun ini yang semakin absurd statusnya.
Seorang teman mungkin bisa mencium sebuah permintaan yang terus kuteriakan dari lubuk hatiku. Mungkin ia mengerti bahwa kita hanya berteman. Tapi menjadi seorang teman pun ia tak memahaminya dan akhirnya pergi..


Tangisanku semakin keras, hanya dinding yang serius mengamati. Seolah ia menguatkanku untuk tetap berdiri seperti dirinya. Tapi kini sedang ada badai dan aku roboh.. Pacarku yang sudah 5 tahun bersamaku sudah tak lagi menghubungiku. Lantas Aku menyandarkan hidup ini hanya pada teman bicara yang kala itu menghangatkanku dengan secangkir teh susu. Entah bagaimana kubicara, tapi hidupku ini menjadi dua. Dan aku harus terus bersamanya tanpa seorang pria. Meski ini hanyalah sebuah kisah, tapi ada banyak makna untuk dipercaya. Seorang teman bisa menghangatkan suasana, tapi ia belum memahaminya lalu pergi...

LovE isN'T BlinD AnymorE

the rotary time was giving me the answer. i left a such absurd life. eventhough love is walking out i wouldnt flirt by.
"love is blind", philosophy said.
but i can see clearly now although i hold the acute because spraying dust.
God...please help me!!! love may accept anything but i knew what i'm looking for.
he and other he are two stories and i ended with only one of them.

star


i love someone who becomes a star, as like as stars decorating my day of nite.
but there's only a star the most brightly..
i thought it's you. but there's still another although i've not found it yet.

Something You've Blamed

you've found something you blamed outside.
no matter what they said.
no matter how they mad.
it's nutty...
coz u're getting crazy.
where were you, asshole, when she was dying???
where were you when she was crying???
She's hoping a dream but not only dream.
still blaming coz that wall tell not lie.
getting upset coz around finally blocked up.
eyes are blind, ears even deaf but the heart is true.


there's a chess. the black and white, two side of life, get war. the ministry' giving his words. the fort' standing up. horses are running protect. and pawns are eating the opposite...
but the king is a king.
and the king is weak.
he cannot be named without slaves.
he cannot be high without the crown.
he even cannot be without bloody-mary-hood.
but king is king.
they worshiped and followed.
he swore that betrayer will be punished, hanged, and died...
even the weaky king is still a king..

our heart is true, but she keeps the small darkness and keep silent...
you're just driving yours and tempting...
this passionate is pushing yourself coz your heart inside, coz eyes are blind, and ears are deaf too.

Rabu, 08 April 2009

LANJUTAN KISAH

suasana ini semakin menegangkan.hanya saja pikiranku mulai
tenang.
aku berlutut. pegal. karena sakit yang semakin kebal.
bebatuan menunggu lapuk di atas tebing curam beralas
lautan dalam.
dan aku berusaha bertahan melawan angin yang kian kencang.
seandainya padi aku merunduk tapi beringin saja bisa tumbang.
lalu jika aku benalu???

manusia lahir tanpa sayap.
tidak akan bisa terbang. meski berlari namun takkan jauh.
ada yang terlahir tanpa nyawa untuk sebagian orang dI
sana.
tapi aku masih ada.
satu kekurangan untuk seribu kisah.
dan aku melanjutkannya meski belum berakhir bahagia.
Baguslah,,,akhirnya kita tau klo lo tuh cuma "manusia petualang". Thanks God!!!

Senin, 06 April 2009

AAAAAAH!!!

Banyak hal yang masih mengganjal di pikiranku.
Tentang perasaanku, tentang status pertemananku, tentang pekerjaan,...
semuanya masih berputar bagai jarum kompas yang terus mencari arah.
Ingin rasanya aku melihat masa depanku dan mendapat jawaban dari kesemuanya itu.
Namun bagaimana mau terjawab, sekarang saja aku tidak bisa menentukan.
Mana mungkin aku terus bergantung pada nasib yang belum tentu membawa satu keajaiban.
Mereka benar ketika mereka membisikku untuk terus tegas terhadap pilihan2 yang datang.
Tapi lihat aku sendiri.
Ada kalanya aku menjawab sekenanya, tidak peduli, tidak logis, asal bicara...aaaaahhh!!!
sepertinya aku sendiri menjadikan hidup ini antitesis.
aku bisa bahagia tapi aku membuatnya menjadi murung.
aku bisa tertawa tapi aku membuatnya menjadi tangis.
aku sudah hidup mudah tapi lagi-lagi aku mencari alasan yang membuatnya seolah susah.
Seandainya mereka tahu dan mengerti siapa dan bagaimana aku, mungkin mereka cukup diam dan pergi.
Benar-benar payah..
Aku yang payah!!!
menghadapi hidup saja tidak bisa.
Aaaaaahhhh!!!

Jumat, 03 April 2009

Doa Mama

Mataku masih terlalu berat untuk menikmati fajar. Sebenarnya Pukul 05.00 adalah waktunya aku dibangunkan solat subuh. Tapi kali ini rasanya malas untuk menunaikannya karena kantukku tak terkalahkan. Dan aku melanjutkan bermanja-manja dibalik hangatnya selembar selimut.
Ada satu kebiasaan yang selalu kudengar setelah adzan Subuh berkumandang. Mama begitu merdu melantunkan ayat-ayat Quran nan syahdu sampai terngiang ke telingaku, meski hingga kini aku masih gagal menghapal ayat-ayat itu. Itulah suara pertama yang menggema, yang selalu kudengar setiap harinya setelah adzan Subuh.
Tapi harusnya kali ini Doa Mama itu tak terdengar, karena beliau sedang melaksanakan Umroh di tanah suci sejak 2 hari lalu..
Aku diam. Meraba-raba suara yang sangat familiar. Benar, Itu doa mama yang selalu kudengar. Tapi kali ini beliau mengirimnya dari tanah Mekah. Entah apa yang terjadi. Tapi itulah doa mama yang selalu kudengar di pagi hari. Dan aku terketuk. Saatnya aku membisikkan doa untuk mama yang kusampaikan lewat Tuhan. Aku mengalahkan kantuk yang amat sangat, karena ingin membalas doa mama yang dipanjatkan dari tanah Mekah. Subhanallah!

Kamis, 02 April 2009

Dear Friend,

compassionate souls who truly hypocritical.
did you remember about the wise people whom

you stabbed with your sarcastic tongue to

cover hypocrite?
You might not know who i was, but

unfortunately, there was me, the universe,

who know all of you. there was no way to

restrict your stream worldly lust.
did you remember about purity, plainness and

childish you offer? did you remember about

a manhood and a logical that you threw to

the people whom not polite based on your

sight.
Worldly is an answer.
Whiff of smoke, vodka, and one night stand

brought you to the black hole. Ask myself

when heard.
Who was the guy with a long hair you fucked

in a small wet space? where were millions

that you grabbed from a guy that you always

blame?
dear friend, don't you cry. Just open your

mind, whispered by the holy heart and feel

it. Closing hatred, cut it off. Coz We are

same, but we still have a heart to rate

ourself. This not a disgrace, and not to

disgrace but only to unload the value of a

hypocrisy!


:::::::::::::::

Tentang HIDUP

Pernah ga sih ketika kita tertidur rasanya ga mau BANGUN lagi?
Pernah ga sih ketika kita terjatuh rasanya ga sanggup BERDIRI lagi?
Pernah ga sih kita hanya BERLARI dari masalah dan membiarkannya?

Padahal Tuhan memberikan hari esok untuk memperbaiki hari kemarin.
Padahal Tuhan telah memberi mimpi untuk dikejar.
Padahal Tuhan hanya memberikan ujian yang pasti sanggup kita selesaikan.

Tapi kenapa selalu bertambah sakit ketika sudah sakit? Kenapa semakin terjatuh ketika sudah jatuh? Jika ini tentang hidup...maka biarlah menjadi satu kehidupan.
Selalu ada buruk untuk menjadi baik, selalu ada sedih untuk menjadi bahagia, selalu ada sakit dan penawarnya untuk bisa sembuh.

BANGUN, BERDIRI dan BERLARI.
meski kadang harus merangkak.
meski kadang cuma bisa diam.
bahkan terkadang kita melampaui batas.

Tapi itulah HIDUP yang tetap menjadi 'hidup' dan berusaha menghindari 'mati'.

///SASTRA TANPA NAMA///

Aku tau ketika kau mencoba untuk mencabik lembaran2 usang yang mengungkit kita berdua.
Aku tau ketika kau menghardik isi tulisan yang terlalu mengada-ngada meskipun bukan tentang kita.
Sastraku berbicara tanpa nama.
Dan aku tak sanggup melerai jiwaku padanya.
Setumpuk lembaran usang telah kau buang.
Tapi Aku tak sanggup menghentikan hasrat untuk memiliki cinta.
Aku bercinta pada sastra. Setumpuk karya dari pena yang menari2 di atas kertas putih. Kertas yang tak lagi usang tapi lagi-lagi memuat cerita tanpa nama.
Aku masih mengurai cerita tentang kita meski tak lagi indah. Aku masih ingin kita ada.
Aku sendiri.
Aku berdua.
Dan aku bersamanya.
Aku masih mencintai sastra, meski lagi-lagi aku harus menggoreskannya tanpa nama.

CINTA YANG DITANGISI



Seseorang menangis di atas sajadahnya dan menyebut satu nama.
Barulah terasa bahwa ia yang benar-benar cinta padanya.
Tapi seseorang yang menyebut satu nama itu tak bisa lagi merengkuhnya.
Ia telah pergi, tak jelas akankah kembali.
Seseorang yang menangis di atas sajadahnya adalah seorang lelaki. Kemanakah perginya seorang gadis yang disebut namanya? Padahal rasa itu selalu tertuju padanya.
Dikisahkan pertemuan terakhirnya pada Tuhan, bahwa lelaki itu menjamunya dengan sangat. Terasa begitu dalam kasih sayangnya. Mencoba menghangatkan seorang gadis dalam pelukan meski ia tetap dingin.
Sekali lagi ia berbisik pada Tuhan, untuk meminta kisahnya kembali. Tapi hanya Tuhan yang mendengar…

***
Seorang gadis terisak di setiap malamnya, mencoba mengurai banyak kisah yang tak sanggup dihadapi. Namun ia terus memikirkan seorang lelaki yang tanpa diketahui menangisinya.
Rasa itu begitu besar tertuju padanya.
Ia berusaha menenggelamkan pilu, entah mengapa ia hanya bisa berlari dari dekapnya.
Di dalam tidurnya ia membenamkan segala perih. Ingin rasanya ia melanjutkan kisahnya lagi meski dalam mimpi.
Dan ia pun bermimpi.
Cinta ini benar-benar menampar hatinya.
Namun entah lah kisah ini tetap tidak akan kembali, karena keduanya tersadar bahwa cinta itu tidak harus memiliki.

::::::::::::::::::::::::::::::::::

Rabu, 01 April 2009

Setitik.Cinta.Yang.Dalam

Cinta itu kian sirna. Setitik tapi dalam. Aku tersudut dalam lembaran asmara. Lengah. Jenuh. Tak lagi bersimpuh. Lelah namun yakin akan kembali. Aku ingin masuk penjara cinta lama. Namun pagar kawat menancap di sisi yang lain. Beb... jika aku kembali... Akankah???