Rabu, 07 April 2010

Bayangan Bulir Hujan

Aku mencoba menghitung bulir air hujan di dekatku. Satu. Dua. Tiga. Empat. Sepuluh. Sebelas. Sepuluh. Dan kuhitung lagi bulir yang sudah kuhitung. Tak terhingga jumlahnya. Bulir-bulir itu mengganggu pandanganku saja. Aaah…

Sengaja kupilih meja yang bersandar dengan kaca besar transparan pengganti dinding kokoh, aku ingin mencicipi juga “hidangan tambahan” di luar restoran ini.
Sepiring kecil baba aux rhum dan segelas hot lemon tea menemaniku yang tengah gila khayal. Geli melihat sepasang laki-laki bergandengan tangan dan sesekali saling memegang pinggang. Bukan fenomena luar biasa memang. Tapi salah satu dari mereka adalah guruku. Guru agama.

!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar