Minggu, 04 April 2010

BUDAYA NRIMO (Perilaku Apatis versus Kritis)

Budaya Nrimo termasuk baik dari segi etika dan telah melekat secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda. Masyarakat Jawa yang konon dulu senang bekerja dibawah pemerintahan Belanda agar terhindar dari hukuman, akhirnya melahirkan mental pencari aman. Budaya Nrimo sendiri memiliki arti menerima apa yang ada pada diri kita, termasuk keadaan sosial. Jika keadaannya seperti itu yo wis kalo begitu yo ndak popo, begitulah kira-kira gambarannya.

Jika ada seseorang yang selalu menerima sebuah keputusan, selalu pasrah menerima nasib dalam hidupnya tanpa mau berusaha untuk menjadi lebih, saya harus mengatakan bahwa orang itu memasuki Danger Zone. Kenapa? Budaya Nrimo ini tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan yang serba maju seperti sekarang. Kita tidak bisa bertahan hidup tanpa mau berusaha, kita bukan budak kompeni, kita juga bukan Siti Nurbaya yang dipaksa menikah, tapi kita generasi Kartini!
Rasanya di era modern seperti ini sudah sepatutnya kita membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis dan bertindak logis. Budaya Nrimo hanya akan membimbing kita menjadi apatis dan pasif Padahal menjadi seorang yang berbeda dan bisa mengambil sikap itu akan lebih baik, dibanding selalu menjadi abu-abu, save player, dan parahnya lagi menjadi yes man!

Aku bukan badut juga bukan yesman
Yang cuma manggut-manggut tanpa argumen,…”
(NATO-God Bless, 2009)


Memang pertentangan akan muncul ketika kita membelokan arah meskipun untuk hal positif. Tidak perlu dengan emosi dan ekspress tapi mulailah dengan proses. Jika kita berhadapan dengan atasan, tidak perlu berdebat melainkan dengan berdiskusi secara sehat. Jangan pula takut dengan aturan yang mengikat. Aturan itu sendiri tidak akan menutup kreativitas kita. Toh semuanya serba dikondisikan. Kritis dan logis adalah kuncinya. Oleh sebab itu mulailah menganalisa hidup dengan kritis, karena hidup kita yang melanjutkan dan arahnya kita yang menentukan, bukan sekedar menjadi pe-nrimo bak kerbau yang dicocok hidungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar