Sabtu, 05 Juni 2010

Kuman Oh Kuman

Saya masih belum percaya mengamati hasil medical check up beberapa hari yang lalu. yang jelas sepertinya bukan pilihan yang bagus untuk berada di rumah sakit ini. kedua rumah sakit yang dirujuk perusahaan sepertinya memang senang mencari pasien.
tahap demi tahap pemeriksaan saya lewati untuk naik ke posisi yang saya inginkan. mata, hidung, THT, gigi, pendengaran, rontgen paru&gigi, jantung, darah, urine, kandungan, semuanya baik2 saja. saya sehat secara fisik. tapi saya terbelit dengan masalah tenggorokan dari hasil lab yang ada. katanya air liur di tenggorokan saya banyak kumannya. tanya kenapa? saya coba mengingat2 keadaan saya saat diperiksa. sepertinya baik2 saja. saya hanya menjalankan saran perusahaan untuk berpuasa. saya tidak sakit. flu mungkin. hmm...atau jajan sembarangan (kaya nasehat orang tua kepada anak).
saya sangat skeptis saat itu, bahkan saya sampai mencari tahu di internet tentang kuman di tenggorokan. sefatal apakah si kuman itu membahayakan tubuh?
salah satu web kedokteran menjelaskan dalam tubuh kita memang ada sejenis kuman yang disebut komensal. Pada kondisi tubuh yang baik dan sehat, kuman ini hidup normal sebagai teman. Tapi begitu daya tahan tubuh anjlok, kuman malah berbalik jadi penyakit. Namun penyebab paling banyak radang tenggorokan adalah karena alergi, infeksi kuman dan virus.
Penyakit apapun jika dibiarkan dan tidak segera diobati akan membuat hidup terganggu. Bukan hanya proses menelan makanan yang tidak enak karena sakit, batuk dan aktivitas jadi berantakan, tapi radang ini juga akan menimbulkan bahaya lain. Radang tenggorokan bisa menular ke hidung dan menimbulkan sinusitis, pilek berkepanjangan pada anak-anak, amandel, tonsil, juga ke telinga (Otitis media akut) infeksi telinga dalam dan jika dibiarkan lagi akan pecah dan keluar nanah. Infeksi tenggorokan juga bisa menjalar ke paru-paru dan menyebabkan broncitis (infeksi saluran paru-paru).

OOO segitu dahsyatnya kehebatan kuman di tenggorokan jika dibiarkan.meski demikian perlu beberapa hari bagi saya untuk menerima hasil lab. bagaimana tidak, saya harus membayar lagi sebesar 275ribu untuk satu kali cek liur.kalau gagal lagi berarti saya bayar lagi sampai saya benar2 dinyatakan fit.aaah! mungkin perusahaan memang benar-benar menginginkan karyawan yang bebas kuman meski jakarta ini penuh kuman dan penyakit.
setelah menguping tembok rumah sakit, ternyata beberapa rekan saya pun mengalami hal yang serupa.tapi kami mengalami hal yang masih biasa saja dan tidak terlalu mahal. setelah studi banding dengan mewawancarai beberapa rekan lain, ternyata di rumah sakit lain orang-orang terjebak pada kesehatan gigi. untuk gigi yang bolong harus ditambal, dan biayanya 200rb per gigi. bagaimana kalau 5 gigi? nombok 1juta pastinya. belum lg kalau harus dicabut gigi. biaya per giginya 1juta saja! dan mereka harus melakukan perawatan di rumah sakit itu, tidak boleh ke tempat lain. aih matiii....
saya tidak bersemangat menyebutkan nama kedua rumah sakit itu. karena saya masih menunggu beberapa hari lagi untuk mendapatkan hasil lab yang kedua. semoga masih ada harapan, dan semoga ini bukan akal2an. yang jelas saya kecewa setengah tiang.
tapi sisi baiknya saya menjadi sadar betapa sehat itu mahal. pantas saja orang-orang miskin banyak yang sakitnya terlantar, jamkesmas pun sepertinya tidak sanggup membiayai satu jenis penyakit kronis, paling2 hanya flu, diare, muntaber separah2nya tipes atau DBD.kalau rakyat miskin hanya terbatas pada teknologi puskesmas, berarti betapa histerisnya mereka yang masih berharap pada empati pemerintah, mungkin mereka akan mengemis pada koin masyarakat, mungkin mereka mengemis kepada orang-orang kaya, (tapi orang kaya saja bisa habis2an membiayai rumah sakit ketika kronis), atau menunggu uluran tangan pemirsa di program jalinan kasih stasiun tv swasta..
Masih bersyukurnya saya berada di keluarga yang cukup. usia saya juga masih produktif dan masih mampu untuk membiayai cek kesehatan di rumah sakit bagus. dan beruntungnya juga saya hanya mengulang check up tenggorokan.untung saja gigi saya juga tidak ikut bermasalah. tapi kecewa saja ketika rumah sakit memaksa pasiennya untuk harus melakukan treatment di sana.
Jadi kalau rumah sakit bicara dengan cara persuasif demikian, komersil atau kampanye pola hidup sehat yah?
Whatever, yang jelas saya tersentil untuk lebih menjaga kesehatan, tidak jajan sembarangan, tidak banyak makan gorengan dan kacang2an, sampai mencoba cara tradisional untuk berkumur dengan air garam 3x sehari. well...kuman oh kuman, you make me failed!

::cheers::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar