Rabu, 12 Mei 2010

Oh Seattle, Aku Sendiri.

Aku membanting setir, menepi di ujung daratan dan menyambut laut. Angin senja hari membawaku pada imajinasi yang dalam. Tak ada yang tersisa di benakku kecuali menginjak Seattle. Segera.
Sabtu pagi. Benar-benar ku melangkah di gerbang The Emerald City, seolah ia menyambut kedatanganku di sini. Laut, laut, oh aku melihat laut dan...Space Needle!!
Seandainya aku pergi bersama orang yang paling aku sayang, pasti aku sudah memeluk dan mencium bibirnya di tengah keramaian. Bahkan aku rela ber-honeymoon ria di atas Space Needle.Hahaha!
Ah orang-orang yang menjemputku membuyarkan kekagumanku pada tempat ini. Aku belum kenyang memandanginya. Tapi aku berlomba dengan jadwal bekerja. Kota yang ramai akan gedung-gedung pencakar langitnya, tapi tidak sesederhana Jakarta.
18 jam di dalam pesawat. Jet Lag! Tapi aku tak pedulikan pusing kepala ini. Aku jatuh cinta pada Seattle. Teringat cinta segitiga Addison, Grey dan Shepherd. Mereka yang membuatku ingin mencicipi kehangatan kota ini. Kapal-kapal Ferry memajang tubuhnya di sisi pelabuhan. Kapal pesiar sekelas Ritz Carlton dan JW Marriot menantangku berlayar. Angkuh dan berkelas.
Aku menunduk bahagia di sana.Menunduk. Tak berani menatap romantisme orang-orang yang mabuk asmara. Seandainya ia ada bersamaku sekarang, dan bisa bersama-sama menikmati pemandangan ini.
Oh Seattle Aku sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar