Minggu, 09 Mei 2010

WANITA PELAUT DAN PENGUDARA

Dua pekerjaan di atas merupakan lahan basah untuk mengais Dolar dan Euro. Tentu saja saya tidak membicarakan perusahaan lokal di sini Faktanya, Masyarakat Indonesia berlomba-lomba mencari peluang karir pada dua bidang tersebut hingga ke ujung dunia.
Pelaut adalah sebutan untuk para pekerja yang bekerja di kapal pesiar, bukan hanya sebagai ABK tapi crew di Front Office, F&B, Housekeeping, hingga Laundry Department layaknya karyawan hotel bintang lima plus (baca: Diamond). Sedangkan Pengudara adalah istilah untuk orang-orang yang bekerja di maskapai penerbangan, khususnya para pilot dan pramugari. Sebut saja Singapore Airlands, Cathay Airways, Emirates, dsb merekrut para crew khususnya dari Asia termasuk Indonesia.

Pelaut dan Pengudara adalah lahan yang tepat untuk para pekerja keras. Saya mengacungkan jempol bagi mereka. Kenapa? Pekerjaannya sangat berat dan penuh pengorbanan. Mereka harus tinggal jauh dari keluarga,dan hanya sesekali pulang ke negaranya sendiri, bahkan mereka harus siaga 24jam karena Para crew harus concern terhadap kepuasan penumpang atau customer. Itulah sebabnya mengapa perusahaan-perusahaan tersebut sangat ingin merekrut crew dari Indonesia, karena Indonesia terkenal akan keramahannya.

Tapi lagi-lagi saya harus berdebat dengan sikap orang-orang konservatif yang pemikirannya sangat dangkal. Katanya pekerjaan ini tidak aman untuk wanita. Katanya mereka bisa ditiduri. Katanya para paramugari bisa disewa oleh pilotnya. Katanya mereka hobi party dan minum-minum. Katanya mereka akan ter-western-isasi dengan pergaulan bebas (free sex, drugs dan alcohol). Katanya lagi, dan katanya lagi…
Baiklah, kita bisa bicara dengan melihat fakta tanpa harus meng-copy paste dan mem-forward anggapan orang lain. Tak usah jauh-jauh lah melihat jabatan ini. Di darat pun penyakit seperti ini telah menjamur. Faktanya memang di sana ada yang seperti itu dengan asas mau sama mau, suka sama suka, tapi bagaimana kalau tidak mau? Tentu saja perusahaan mempunyai aturan yang ketat mengenai sex abuse, verbal abuse, criminal, etc. They (perusahaan) will give one ticket home if the crew got a criminal report. Ini berlaku bukan hanya crew yang setaraf levelnya, tapi mereka juga bisa memulangkan seorang Kapten jika ia benar-benar melakukan kejahatan, atau kekerasan sexual. So I think it will be safe for females crew or other. However, just back to the person, kalau memang mau ya resiko ditanggung pribadi, tapi kalau memang ada pemaksaan maka perusahaan akan campur tangan. Ingat, perusahaan punya batasan dan aturan yang ketat (dan tidak bisa disogok).

Dan berhentilah menghakimi dua pekerjaan tersebut dengan image yang kotor. Banyak nilai plus yang tidak diketahui, pekerjaannya bisa membawa mereka pergi keliling dunia, mereka bisa mengumpulkan modal yang tidak sedikit dalam 1x kontrak untuk memulai usaha di Indonesia, dan intinya lingkup sosial mereka sudah tidak nasional lagi melainkan internasional, yang mungkin juga akan merubah cara pandang, gaya hidup, dan sikap. Kalau positif dan negatifnya, saya akan tetap bilang “Back to the person, coz I believe in Karma : a good people will deserve a good thing”

::CHEERS::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar