Rabu, 20 Oktober 2010

Detik Yang Melambat

aku mencicil barang-barang yang akan kubawa. satu koper dan satu tas jinjing terasa kurang bagiku. 10 bulan! mungkin seisi kamar harus dikemas.hhhh...ketika kegalauan menyerangku karena tak kunjung mendapat kepastian, aku mengadu. kini, ketika semuanya menjadi pasti dan tak bisa dibendung lagi, aku pun mengadu. penyakit manusia yang tak pernah jelas seperti pancaroba!
detik kuminta melambat, biarkan aku menikmati kebersamaan ini yang bersisa tak lebih dari dua minggu. detik kuminta melambat, biar kukumpulkan tenagaku dan kuhilangkan stressku agar tak sakit jiwa. detik kuminta melambat, biar aku membawa piring-piring ini semakin mudah.oh Tuhan...jalanku terasa begitu mulus.
Aku sadar aku selalu meminta, Kau memberinya tapi aku sering lupa membalasnya. padahal tak pernah kurang suatu kebaikan dariMu. Aku percaya aku bisa.
***
Detik ini melambat, aku ingin segera dua minggu lagi.aku ingin meninggalkan kehidupanku yang sempat abu-abu. aku tak mau menggombal! sesak....
Dalam harap: semoga masih ada yang menungguku pulang. 10 bulan waktu yang sebentar. biarkan aku menikmati masa itu. biru laut,burung camar, ikan paus dan deburan ombak.
ijinkan aku menikmati kehangatan Karibia dan beku Alaska. aku bukan manusia gila dunia, tapi ijinkan aku untuk memberi mereka sepeser kasih sayang dan kehangatan hasil kerja kerasku.
***
Detik ini semakin melambat. satu hari kerja tak kunjung usai. Oh Tuhan...biarkan aku menikmati sakitnya tulang-tulangku. karena aku cinta dan untuk sebuah cinta yang akan kutagih setelah sepuluh bulan usai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar