Kamis, 02 April 2009

///SASTRA TANPA NAMA///

Aku tau ketika kau mencoba untuk mencabik lembaran2 usang yang mengungkit kita berdua.
Aku tau ketika kau menghardik isi tulisan yang terlalu mengada-ngada meskipun bukan tentang kita.
Sastraku berbicara tanpa nama.
Dan aku tak sanggup melerai jiwaku padanya.
Setumpuk lembaran usang telah kau buang.
Tapi Aku tak sanggup menghentikan hasrat untuk memiliki cinta.
Aku bercinta pada sastra. Setumpuk karya dari pena yang menari2 di atas kertas putih. Kertas yang tak lagi usang tapi lagi-lagi memuat cerita tanpa nama.
Aku masih mengurai cerita tentang kita meski tak lagi indah. Aku masih ingin kita ada.
Aku sendiri.
Aku berdua.
Dan aku bersamanya.
Aku masih mencintai sastra, meski lagi-lagi aku harus menggoreskannya tanpa nama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar