Kamis, 23 April 2009

cerita dari sudut kamar

"mau lo apa sih?", kalimat tanya yang keluar dari bibirku ketika aku menghardik seseorang.
sejujurnya aku ingin melabraknya, tapi masih ada iba yang tertanam. entah kenapa seseorang yang dihadapanku itu bisa-bisanya mendadak menyebalkan. tiba-tiba ia menjadi sosok yang jauh dari kriteria seorang sahabat, padahal sungguh aku mempercayainya lebih dari mempercayai diriku sendiri. tapi kini, seolah-olah ia baru menemukan dunianya. menusuk orang dari belakang sudah menjadi hobi yang baru digelutinya semenjak 3 bulan terakhir.

***

rumor di kantor semakin berkembang. terdengar isu kalau aku merebut pacar sahabatku. itu fitnah! aku selalu menjawab, bukan berkelit, tapi menjawab yang sejujur2nya. entah darimana orang-orang bisa berpikir seperti itu. padahal hanya satu kali aku makan bareng di kedai depan kantor dengan pacar sahabatku itu, dan itupun secara kebetulan kami bertemu disana. sebagai orang yang saling kenal kami pun berbincang-bincang. wajar kan? toh tidak ada kontak fisik, aku tidak berpegangan tangan, aku tidak memeluk, mencium atau membicarakan hal-hal yang menjurus. lalu apa yang salah?? bahkan setelah makan bareng, aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. lalu kenapa harus aku yang digosipkan seperti itu padahal yang intim juga banyak kok.sinting!


***

aku sudah punya pacar. lima tahun sudah dan kini aku siap melangkah ke pernikahan bersamanya. pemesanan gedung, foto pre-wedding, dan cetak undangan sudah dikerjakan. tinggal menghitung hari yang tinggal sebulan lagi. rasanya aku tidak sabar membagi berita bahagia ini kepada orang-orang terdekatku bahwa aku akan menikah bulan depan! yihaaa....
"pernikahannya cuma kamuflase, kasian kan suaminya, padahal calon istrinya itu tukang selingkuh dan ngerebut pacar orang, paling-paling dia nikah juga karena hamil, tau deh hamilnya ma siapa!!" itulah kata-kata yang kudengar dari balik tembok kamar kost-ku. kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang sahabat. rupanya dia masih terbawa rumor di kantor yang kupikir sudah reda. dan bibit benci semakin tumbuh di badannya. toh itu cuma ulah orang-orang iseng yang sirik dengan persahabatan kita berdua, tapi kenapa dia jadi ikut memusuhiku??? kalau ia memang mencurigai aku merebut pacarnya, kenapa ia tak membuktikannya saja??? Aku kira sudah cukup ia membicarakanku beberapa bulan terakhir, menjelek2anku di depan orang-orang yang tidak tahu siapa aku, mencari-cari kesalahanku, mengomentari fisik dan penampilanku, menyumpahi aku dengan umpatan-umpatan tak berpendidikan.begitu ya timbal balik seorang sahabat??? padahal selama ini aku hanya diam, tidak pernah tuh sedikitpun aku meladeni omongan-omongannya. dan kini rasanya kepala ini jadi bertanduk. hatiku memanas. aku keluar dari balik tembok memandang dirinya tanpa bicara. tapi ekspresi mukaku mengatakan bahwa aku tak menginginkan dia datang di pesta pernikahanku. aku membalikkan badan dan uuugh...ingin sekali menamparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar