Rabu, 16 Juni 2010

CERMIN

Aku berdiri di depan cermin, tapi tak berani menatapnya.aku hanya terunduk,tak ingin tertipu oleh bayangan.mataku memandang langsung diriku.tapi aku hanya bisa melihat selain tubuhku.
Cermin memanggil: "hey,kenapa kamu tidak bercermin saja? Kamu bisa dengan mudah melihat seluruh dirimu."
Aku menjawab ragu: "maaf cermin, bukan aku tidak percaya padamu"
Cermin menanggapi dengan angkuh: "aku tak akan membohongimu. Aku sanggup menampilkan sosokmu apa adanya, sebagaimana manusia menciptakanku,agar kalian bisa melihat diri kalian. lantas apa masalahmu?"
Aku: "mmm...masalahnya..kmu hanya menampilkan diriku dari luarnya saja,kmu tak bisa memperlihatkan isi hatiku,isi kepalaku,kmu tak bisa memberi aku penglihatan bahwa aku pun memiliki sisi lain lebih dari sekedar penampilan."
Cermin diam.Ia tertegun dan sadar akan kekurangan manusia yang menciptakan ia sedemikian rupa.Berkaca dengan cermin hanya mampu memberikan satu sudut pandang dari sebuah benda,padahal manusia sendiri yang memberi tagline bahwa cermin tak bisa bohong. Cermin pun akhirnya merasa dibohongi.
Aku: "Cermin,kau melihatku sedih,kau melihatku tertawa,kau melihatku marah,kau melihatku dlm berbagai emosi,tapi pernahkah kau tahu apa yang membuatku demikian?pernahkah kau tahu bagaimana membedakan raut penuh kebohongan?aku pun berusaha mencari tahu.tapi bukan kamu yang memberitahu.Aku sekarang menangis bukan karena aku ingin menangis,tapi karena ada hal lain yang mendorongku utk menangis.hanya saja aku tak bisa berkata2.Aku mencoba untuk menjadi sempurna,tapi aku pun tak bisa.Aku mencoba bercerita tapi selalu salah menyampaikannya.itu sebabnya orang lain selalu salah mengerti menganggapku.Sama seperti kamu,kmu hanya melihatku tapi kmu tak pernah tahu maksudku."
Seketika cermin menjadi retak perlahan2 dan akhirnya hancur ke lantai. Di dinding masih tersisa kayu yang selama ini menjadi penyangganya,paku dan gantungan yang menahannya,ukiran2 indah yang menghiasnya dan di pecahan cermin itu sendiri masih ada berlapis2 material yang membuatnya menjadi cermin.
Oh inilah wujud cermin seutuhnya.Cermin pun tak bisa berdiri sendiri. Seharusnya aku sudah tahu,tak perlu si cermin menghancurkan dirinya demi menunjukkan bagaimana ia.Aku bergegas merekatkan kembali pecahan cermin itu.mencari semacam perekat dan tak ingin membiarkannya hancur.
Dan aku pun seharusnya bertanya mengapa aku begini?karena aku tak berdiri sendiri.ada aku yang lain yang membuatku seperti ini.tak perlu aku menampilkan diri penuh emosi,tapi cukup mencari tahu dan menyembuhkannya.

Selasa, 15 Juni 2010

MANUSIA SERBA SALAH

Memang aku adalah manusia yang serba salah.aku selalu dibuat kesal dengan omongan2 orang yang tidak mengerti langkahku.aku sulit untuk menjelaskan kepada mereka perihal keadaanku, jalan pikiranku.segala hal yang tak pernah mereka pahami.
Aku tak pernah mengatur hidup mereka,bahkan berkomentar saja tidak.tapi kenapa mereka senang menjatuhkanku,padahal tanpa mereka tahu sebenarnya aku sangat ingin membantu mereka dengan caraku.tapi memang dasar aku selalu disalahpahami dan aku tak bisa berbicara!
Hari ini dan sudah dimulai dari beberapa hari yang lalu,aku mulai menunjukkan bagaimana caraku menyambut masa depan,dan aku bilang kepada mereka untuk tidak menggembor2kan masalah ini.tapi memang dasar mulut mereka tak bisa dikunci,mereka menyebarkannya kepada orang2 awam,orang2 yang mungkin tidak pernah mau menerima cara itu karena mereka otaknya sudah terkontaminasi oleh pemikiran orang2 jahiliyah.dan mulut yang diceritakan pun menyampaikannya kepadaku.kenapa aku harus menjadi seperti itu?sadarlah..keadaan ini sama saja dengan yang lain,tak ada bedanya,padahal anak kalian juga sepertiku tapi kalian berpikiran terlalu jauh dan hina.terima kasih. Dan aku terlanjur malas untuk bercerita.

Di lain hal,lagi2 aku serba salah dan lagi2 aku tak bicara.kenapa?sudah sering bagiku mengalami masalah yang diulang2.ketika keadaan sudah tidak bisa merubahnya,apa boleh buat.tak ada guna sekalipun aku berteriak2.tapi dengan bungkam pun aku salah!bukan aku tak mau berbagi tapi percuma bicara,karena tak akan merubah apa seperti yang sudah pernah.salah?

Minggu, 13 Juni 2010

Dear, Me is Not About Number

Dear, i wrote this so many times. yeah so many time or just too much. i'm not strong enough to tell you directly. still afraid to make you down, to make you down. better for me to cry or die. and you let me down.
I'm not insisting you to put me as the number one.will be very good if i am the last. like we've ever shared.
and i've tried to remind you about us. How i should treat you, it's not about you as a king coz i'm not a queen. but we're just starting it up and down.
there is always some misunderstanding since beginning and ending with a pain. might you never know this, you never feel this, you never change. but forgiveness.
but the time is changing, when the burden just come too much in my head and no more place to hold it longer, i'm dying.

don't you realize, we only have a few time to be enjoyed together. i'm going to leave you for some reason for months. I need you in every single second time, but i only want you to be with in several minutes.Only! Because i'm trying to understand, to understand and there's no feedback. Why?Why my dear?
Should i cry or die? when you tell me that you are too busy, but i see you less than busy. when you said less time to work while i invite you to go with me, then you reject but then you go with your friends, get mad in your world. i'm trying to get a best moment to go with you my dear. but you just ignored.i know i'm not the one, and i don't need to be the one. but you're the only one who let me al-one. just say it: i'm useless.

dear...
i'm in pain since we begin. no one can heal. i'm begging you not letting me tearful.
please healing me soon...it's just too much...too much..
i don't want to be your number one, i just want to be the last to be cared and to be loved with so many way to understand me... =(

Jumat, 11 Juni 2010

Bapak yang Tak Mengenal Saya dan Tak Tahu Apa-Apa

Sejujurnya saya alergi membicarakan gender. Tapi sepertinya menjadi pleasure buat saya ketika berdebat dengan seorang bapak yang tak saya ingin tahu namanya dalam perjalanan pulang di kereta ekspress. Bapak ini tiba-tiba hadir di samping saya, entah sudah ada sejak saya naik atau setelah saya naik kereta, yang jelas saya tidak memperhatikan dan mengenal dia. Perawakannya sudah tua, mungkin sekitar 50an. Kala itu ia mengenakan batik merah. Gaya bicaranya sangat spontan dan ala kadarnya. Sepertinya ia bicara hanya mengikuti emosi dan kesotoyannya saja (uups maaf!).
Saya pulang training dari Pertamina dan menenteng satu buku pelajaran dengan logo Pertamina terpampang jelas di covernya, bapak itu memulai percakapan dengan bertanya di mana saya bekerja, sepertinya ia terbelalak dengan logo pertamina itu. Di hotel lah saya bekerja. Si bapak mengerutkan dahi. Jadi bukan di Pertamina seperti yang si Bapak duga. Novotel saat ini menjadi tempat saya mengais berlian, Novotel Bogor lebih tepatnya. Hotel yang letaknya jauh dari keramaian kota, di tengah golf resort, sejuk dan sangat nyaman untuk stay. Tapi memang dasar orang awam, ia pikir kalau letak hotelnya terpencil berarti sepi. MICE (meeting, incentive, convention and exhibition) dari situlah hotel ini beromset hebat di hari2 biasa. Sepengalamannya, yang namanya hotel itu hanya ramai sabtu dan minggu saja.. Lantas si bapak berpikir, kalau hotelnya sepi darimana saya dapat uang, mungkin saya sedang melamar ke Pertamina untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan. Itulah pikiran dangkal yang pertama. Hahaha…saya hanya tertawa dan tersenyum. Tak perlulah saya menjelaskan berapa omset Novo per bulannya, atau saya perlu menyebut nominal take home pay karyawan Novo terutama yg bekerja di bagian operational? Hmmm….3x lipat dari gaji karyawan kantor, belum termasuk tip dan insentif.hehehe.
Akhirnya berlanjutlah obrolan kami ke kerjaan saya yang berpindah2, start dari Bali, ke Solo, Bogor dan sebentar lagi Cikarang. it’s really fun to get there, move from one city to another but unfortunatelly he is a conservatif. Ia pikir (lagi2 pikirannya spontan dan ga matang) gimana saya mau dapat jodoh kalau saya pindah-pindah terus kerjanya. Laki mana yang doyan ditinggal-tinggal yang ada lakinya keburu dapet yang lain. Langsung saja saya tembak, oooh jadi Bapak termasuk orang yang ga setia ya. Kalau bapak bisa ngomong gtu berarti Bapak kya gtu. Dia mulai gregori!hihihi… *jail*
Tapi tetep aja dia kekeuh dengan prinsipnya itu. Tanpa mengenal saya, tanpa mengetahui kehidupan pribadi saya, tanpa mengetahui relationship status saya, dia terus mencela pekerjaan saya yang berpindah-pindah. Klimaksnya bermuara pada hubungan asmara. Katanya saya akan berpikir dewasa pada umur 35, saya masih terlalu muda untuk mengerti artinya berkeluarga. Sotoisme nih! Saya bilang tanpa harus menunggu usia pun saya bisa berpikir dewasa detik ini juga, toh kedewasaan tak mengenal usia. Lanjut lagi percakapan kami yang terus membahas laki dan perempuan. Ia mengatakan perempuan yang harus ikut laki-laki. (Amsyooong bgt!). Dimana rasa pengertian sebagai seorang laki2 kalau masalah pekerjaan saja harus debat kusir dulu. Syukur2 kalau penghasilan laki2nya meng-cover semua kebutuhan. Tanpa pria tahu pengeluaran seorang wanita akan lebih bengkak, jadi sudah saatnya wanita juga bekerja minimal untuk menghidupi dirinya sendiri dan tidak melulu bergantung pada hidup suami yang pas-pasan.Saya kembali menyerang, lebih kuat mana laki dan perempuan? Saya yakin kalau Bapak jadi duda pasti bapak ga tahan lama-lama sendiri, Bapak ga bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi kalau istri Bapak jadi janda, saya yakin dia akan berusaha jadi single parent dan berjuang membesarkan anak-anaknya sendiri. Lihat saja realita yang ada. Lebih banyak janda yang bertahan jadi single parent ketimbang duda single. Tersipu-sipu juga dia. Akhirnya pembicaraan terhenti di stasiun bojong karena si Bapak harus turun. Rupanya ketika saya berdebat tadi banyak orang yang memperhatikan, rata-rata ibu-ibu dan ada seorang bapak yang duduk di samping saya ikut mengomentari. Mereka setuju dengan saya, berkeluarga berarti berkomitmen, kalau si suami tidak mengijinkan kita bekerja pindah-pindah berarti dia tidak berani berkomitmen karena ia tidak bisa menerima keadaan kita. Laki-laki selalu ingin diperlakukan seperti raja, tapi faktanya perempuan juga ratu dan ingin juga diperlakukan seperti ratu. Jadi hrs ada take and give lah. Balance. Mengingat jaman juga sudah susah. Untuk berjuang sendiri juga makin susah. Jaman You jump I jump udah lewat! Jadi kalau mau bertahan hidup jangan cuma mengandalkan orang lain,tapi mulailah mengeksplor diri sendiri. Tanpa harus membahas gender, apapun pekerjaannya (selama itu halal), dimanapun tempatnya (selama itu membuat nyaman), berapa pun penghasilannya (selama itu mencukupi), at least harus ada waktu untuk si laki dan perempuan ini untuk berkomunikasi, mempertahankan hubungan, dan memperhatikan masa depan tentunya…

::cheers::

cupu.is.me

Aku, si cupu. Berdiri menghadap cermin dan memandang lama diriku. Bukan untuk berdandan melainkan bertanya mengenai aku. Rambut panjang sebahu, bergelombang, tebal dan kaku. Poni terlempar ke samping. Kacamata dengan lensa tebal dan frame putih. Hidung dengan lubang yang oversize. Pipi bermuatan penuh tanpa bayangan tulang. Mulut dan bibir normal. “Cupu”, begitu berkesannya aku disapa demikian. Sadar ada banyak orang yang berkata seperti itu. Akhirnya aku mendefinisikan diriku sebagai si cupu.
Tak ada yang berusaha aku ubah dari penampilanku tahun demi tahun. Beginilah aku. Tubuh kurus tapi proporsional. Berusaha fashionable tapi hanya dalam imajinasi. Aku bisa me-mix n match-kan pakaian hanya saja tak ada kesempatan. Setelanku hanya jins dan kaos plus keds atau sendal jepit. Begitu. Aku tak pernah maksimal soal gaya, tapi aku bisa berdandan, aku menyenangi fashion dan tren. Hanya senang tapi tak pernah mengaplikasikan. Sekalinya maksimal hanya depan pacar. Kondangan pun acak2an.
Si cupu hanyalah seorang yang menganut nilai-nilai sederhana dari masyarakat Cina. Aku bukan cina. Tapi si cupulah yang Cina. Cina…perhatikan kesederhanaannya. Cina glodok, Cina mangga dua, Cina dagang! (Bukan Cina penipu!!!) Siapa sangka, banyak uang tapi baju yang dipakai itu2 saja. Lebih dari sederhana. Hanya kaos dan celana jins. Mau beli tas baru, sudah ada yang lama. Mau beli baju baru, masih ada yang lama. Mereka menggunakannya sampai benar-benar lusuh hingga akhirnya terpaksa membeli lagi yang baru jika si lusuh sudah benar2 tak layak pandang. Begitu pula si cupu. Seadanya dan apa adanya.
Aku punya mimpi bisa membeli rumah dan mobil. Tak perlu mewah (meski mimpiku terlalu mewah di usia belum mapan). Selalu itu saja yang aku bicarakan ketika aku mendapat uang. Dan aku menyimpannya di bank. Awalnya aku hanya bercanda ketika berkata demikian, tapi sepertinya Tuhan menggiring kalimat-kalimatku seperti sebuah doa.
Mana mobilnya? Mana rumahnya? Teman-teman selalu mencemooh dan tertawa kalau si cupu berbicara begitu. Si cupu tahu bagaimana cara berinvestasi. Aku bukan koruptor yang kebanjiran uang negara lantas langsung beli mobil, rumah, apartemen, pulau! Aku hanya berusaha mengumpulkannya sdikit demi sedikit. Aku memang belum punya apa2. berdoa dan berusaha saja.
“kok lo ga pernah belanja sih?”, Tanya mereka. Mungkin mereka kasihan kepadaku (atau sindiran halus) yang selalu memakai baju itu2 melulu, sepatu sudah menganga, kulitnya mengelupas dan dimakan aspal. Handphone kupakai dr 6 tahun yang lalu, dengan casing yang sudah kelupas sana-sini.
Aku tak pernah berkomentar ketika teman-teman ku total dalam berpenampilan. Aku tidak iri ketika mereka membawa barang belanjaan yang banyak dan branded. Tapi aku juga tak bisa membantu ketika mereka cepat mengalami kesulitan finansial di tengah bulan, berhutang sana sini, gali lobang tutup lobang, tergila-gila akan iming-iming credit card, mabok gerobak diskon alias modis aka modal diskon.
Aku dan si cupu berada di lingkaran setan orang-orang kantoran. Gaji pas-pasan, keinginan macam-macam, akhirnya berujung pada pemaksaan. Sadar akan keadaan social yang lebai, Aku keluar dan mencari peluang di perhotelan. Di sinilah aku menemukan si cupu2 cina. Orang-orang yang humble, mingle, low profile, down to earth. Tujuan mereka hanya bekerja dan mencari uang. Tak perlu repot2 berdandan meniru gaya seleb Hollywood di red carpet, tak perlu high heels atau boots tukang sampah, tak perlu menor seperti lenong lagi manggung. Aku dan si cupu2 mendapat uang berkali2 lipat dari orang kantoran, plus kami mendapatkan tip dari para tamu, kami tak perlu repot2 membeli baju kerja karena diberi seragam plus laundry setiap hari, kami tak perlu bayar makan karena dapat makan (makanan hotel bintang 5 lagi), kami tak perlu berkendaraan karena ada bis antar jemput khusus karyawan, kami dapat suplemen kesehatan setiap 3 bulan. Kami memang mati-matian tapi kami tidak pernah mati soal uang.

*who am i? i am cupu*
*who is cupu? cupu is me*

Sabtu, 05 Juni 2010

Kuman Oh Kuman

Saya masih belum percaya mengamati hasil medical check up beberapa hari yang lalu. yang jelas sepertinya bukan pilihan yang bagus untuk berada di rumah sakit ini. kedua rumah sakit yang dirujuk perusahaan sepertinya memang senang mencari pasien.
tahap demi tahap pemeriksaan saya lewati untuk naik ke posisi yang saya inginkan. mata, hidung, THT, gigi, pendengaran, rontgen paru&gigi, jantung, darah, urine, kandungan, semuanya baik2 saja. saya sehat secara fisik. tapi saya terbelit dengan masalah tenggorokan dari hasil lab yang ada. katanya air liur di tenggorokan saya banyak kumannya. tanya kenapa? saya coba mengingat2 keadaan saya saat diperiksa. sepertinya baik2 saja. saya hanya menjalankan saran perusahaan untuk berpuasa. saya tidak sakit. flu mungkin. hmm...atau jajan sembarangan (kaya nasehat orang tua kepada anak).
saya sangat skeptis saat itu, bahkan saya sampai mencari tahu di internet tentang kuman di tenggorokan. sefatal apakah si kuman itu membahayakan tubuh?
salah satu web kedokteran menjelaskan dalam tubuh kita memang ada sejenis kuman yang disebut komensal. Pada kondisi tubuh yang baik dan sehat, kuman ini hidup normal sebagai teman. Tapi begitu daya tahan tubuh anjlok, kuman malah berbalik jadi penyakit. Namun penyebab paling banyak radang tenggorokan adalah karena alergi, infeksi kuman dan virus.
Penyakit apapun jika dibiarkan dan tidak segera diobati akan membuat hidup terganggu. Bukan hanya proses menelan makanan yang tidak enak karena sakit, batuk dan aktivitas jadi berantakan, tapi radang ini juga akan menimbulkan bahaya lain. Radang tenggorokan bisa menular ke hidung dan menimbulkan sinusitis, pilek berkepanjangan pada anak-anak, amandel, tonsil, juga ke telinga (Otitis media akut) infeksi telinga dalam dan jika dibiarkan lagi akan pecah dan keluar nanah. Infeksi tenggorokan juga bisa menjalar ke paru-paru dan menyebabkan broncitis (infeksi saluran paru-paru).

OOO segitu dahsyatnya kehebatan kuman di tenggorokan jika dibiarkan.meski demikian perlu beberapa hari bagi saya untuk menerima hasil lab. bagaimana tidak, saya harus membayar lagi sebesar 275ribu untuk satu kali cek liur.kalau gagal lagi berarti saya bayar lagi sampai saya benar2 dinyatakan fit.aaah! mungkin perusahaan memang benar-benar menginginkan karyawan yang bebas kuman meski jakarta ini penuh kuman dan penyakit.
setelah menguping tembok rumah sakit, ternyata beberapa rekan saya pun mengalami hal yang serupa.tapi kami mengalami hal yang masih biasa saja dan tidak terlalu mahal. setelah studi banding dengan mewawancarai beberapa rekan lain, ternyata di rumah sakit lain orang-orang terjebak pada kesehatan gigi. untuk gigi yang bolong harus ditambal, dan biayanya 200rb per gigi. bagaimana kalau 5 gigi? nombok 1juta pastinya. belum lg kalau harus dicabut gigi. biaya per giginya 1juta saja! dan mereka harus melakukan perawatan di rumah sakit itu, tidak boleh ke tempat lain. aih matiii....
saya tidak bersemangat menyebutkan nama kedua rumah sakit itu. karena saya masih menunggu beberapa hari lagi untuk mendapatkan hasil lab yang kedua. semoga masih ada harapan, dan semoga ini bukan akal2an. yang jelas saya kecewa setengah tiang.
tapi sisi baiknya saya menjadi sadar betapa sehat itu mahal. pantas saja orang-orang miskin banyak yang sakitnya terlantar, jamkesmas pun sepertinya tidak sanggup membiayai satu jenis penyakit kronis, paling2 hanya flu, diare, muntaber separah2nya tipes atau DBD.kalau rakyat miskin hanya terbatas pada teknologi puskesmas, berarti betapa histerisnya mereka yang masih berharap pada empati pemerintah, mungkin mereka akan mengemis pada koin masyarakat, mungkin mereka mengemis kepada orang-orang kaya, (tapi orang kaya saja bisa habis2an membiayai rumah sakit ketika kronis), atau menunggu uluran tangan pemirsa di program jalinan kasih stasiun tv swasta..
Masih bersyukurnya saya berada di keluarga yang cukup. usia saya juga masih produktif dan masih mampu untuk membiayai cek kesehatan di rumah sakit bagus. dan beruntungnya juga saya hanya mengulang check up tenggorokan.untung saja gigi saya juga tidak ikut bermasalah. tapi kecewa saja ketika rumah sakit memaksa pasiennya untuk harus melakukan treatment di sana.
Jadi kalau rumah sakit bicara dengan cara persuasif demikian, komersil atau kampanye pola hidup sehat yah?
Whatever, yang jelas saya tersentil untuk lebih menjaga kesehatan, tidak jajan sembarangan, tidak banyak makan gorengan dan kacang2an, sampai mencoba cara tradisional untuk berkumur dengan air garam 3x sehari. well...kuman oh kuman, you make me failed!

::cheers::

Rabu, 02 Juni 2010

Israel, Yahudi dan Agama

Gaduh! saya tidak bisa konsentrasi mengerjakan berkas yang menumpuk, saya juga belum tidur dari semalam. kesal juga mendengar keributan dari dalam jendela yang menghubungkan pemandangan ke bundaran HI. pasukan berdemo rupanya. ah terpaksa kutinggalkan semua pekerjaan, teman-temanku juga asik menikmati aksi bakar-bakaran bendera israel di luar. apa yang menjadi topik baru-baru ini adalah aksi kejam israel yang menyerang kapal kemanuasiaan mavi marmara di bawah bendera turki pada 31 mei 2010. yang menjadi korban adalah para wartawan dan sukarelawan. sungguh biadab! dimana rasa kemanusiaan itu? penyerangnya adalah manusia tak berotak dan pantas dihukum mati. Dunia internasional menyerukan kecamannya terhadap israel. seharian saya menyaksikan berita di televisi, masyarakat berdemo besar-besaran. turki, amerika, sampai indonesia dimana 12 warganya ikut menjadi korban. saya pun ikut menangis ketika melihat kesaksian para keluarga yang kehilangan kontak dengan keluarganya, sementara anak-anak mereka masih kecil tapi sudah mengerti jentikan kasih sayang orang tuanya.ah sedih! saya ingin turun ke jalan dan berteriak mengecam negara itu. Usir kedutaan israel dari indonesia, hilangkan isral dari peta dunia, hentikan kontak israel dengan negara-negara dunia...ISRAEL GOES TO HELL.

Sensitifnya saya menyentuh daerah timur tengah. Sepertinya saya masih ragu untuk menjejakkan kaki ke sana kecuali Mesir. Israel terutama, adalah negara Yahudi, entah warganya beragama atau berbangsa Yahudikah tetapi mereka mengaku Yahudi. Meskipun pemerintah telah mensyaratkan tak perlu berYahudi jika bukan beragama dan beradat Yahudi. Apakah mereka selalu menjadi Anarki dan dibenci? Terbukti selama berabad-abad lamanya Yahudi mengalami antisemitisme, yaitu diskriminasi dari orang-orang Kristen di eropa dan juga masyarakat arab di Timur Tengah. Pembantaian besar-besaran terjadi oleh Nazi pada Perang Dunia ke II, dimana bangsa Yahudi dibantai habis-habisan di Eropa.

Apa saya pantas menyebut Yahudi sebagai musuh? kenapa Israel terus berseteru dengan palestina? kenapa Arab dan Yahudi harus berseteru...Aneh. ada sentimen saya mendengar dua bangsa itu. entah kenapa sepertinya saya banyak terpengaruh oleh media. ketika orang Islam berbicara salah tentang Islam, ketika orang Yahudi bertindak salah atas nama Yahudi, Nasrani juga hanya mengaku Nasrani. tapi adalah fakta ketika seseorang mengaku beragama, mengaku religius tapi justru yang terlihat adalah ketidakberadaban. apakah agama bagi mereka hanya omong kosong? apakah itu cerminan seorang religius? apakah agama selalu dijadikan topeng sebagai jalan menuju surga? saya jadi berbicara kemana-mana, tapi jujur karena saya gerah mereka juga bertindak kemana-mana, beralasan kemana-mana, lama-lama tak gendong kemana-mana deh.

makin dekat kiamat, makin banyak terorisme, makin banyak pembantaian agama, makin banyak dosa di dunia. Tuhan, saya ingin bertanya, benarkah kejadian di jaman dulu lebih dahsyat dari ini? Tapi saya mengerti jika orang-orang dulu adalah orang Jahiliyah yang mudah terpengaruh, yang masih mencari identitas, yang masih mencari kebenaran hidup, yang masih bertanya-tanya tentangMU. Tapi kenapa sekarang ketika orang-orang sudah memiliki Kitabnya, sudah menemukan agamanya, sudah mengerti jalan hidupnya, mereka justru saling membunuh, saling membenci, saling mendramatisasi?
Padahal agama punya Kitab, agama punya Tuhan tapi kenapa perilaku orang-orang makin tak beragama dan berTuhan yah?