Sabtu, 29 Mei 2010

The Unknown Procedure

Lagi-lagi aku harus berurusan dengan personalia. Entah keberapakalinya masalah yang super mudah dilebih-lebihkan oleh mereka. Masalah-masalah yang sudah ada jalan keluarnya malah dibelokkan ke gang buntu. huh!
aku menunggu dan terus menunggu. rasanya ingin mencambuk otak mereka. katanya semua serba prosedural, katanya semua berhukum dan aturan. kata-kata hanya kata-kata. kami juga bisa membuat aturan sendiri yang lebih netral dan saling menguntungkan. Prosedur yang bagaimana sih yang kalian maksud? grrr...no action talk only.
Aku sudah mempunyai banyak pendukung tanpa sepengetahuan mereka. ketika orang-orang yang mengaku ber-manner itu menilai aku dengan huruf C (capable), orang-orang diluar sana memberi mereka nilai A (awful). kasihan. sayangnya aku tidak bergairah menjerumuskan mereka. aku juga malas menyerang mereka. tapi tunggu saja tanggal mainnya. akan ada bom yang meledak di meja kerjanya.hahaha.
Bodoh! besok adalah hari terakhirku di sini, tapi mereka tidak memberi tahu departemen. mereka sendiri yang bilang "do not take action before we talk to your HOD"..hellooo i told them more than a week but they know nothing. untung aku berinisiatif tingkat tinggi. aku sudah memberi tahu para manager dan mereka jelas-jelas sangat menyemangatiku. sudah saatnya aku ditransfer ke tempat lain. tapi memang dasar manusia berotak dengkul, mereka malah membahas prosedur dan tektek bengeknya. tidak penting!
Rasa-rasanya aku tidak akan hidup di tempat ini. memang Tuhan sangat baik padaku. Ia selalu menunjukkan jalan meski perlahan.masalah prosedural hanya alibi bagi orang-orang yang tidak bisa mengambil tindakan.

Rabu, 19 Mei 2010

Laut Dangkal


Aku cukup keras dan ngotot mengahadapi pernyataan orang lain yang tidak berdasar. tapi mulutku terkunci rapat. masih kutahan-tahan unuk tidak beradu argumen dengan mereka. tenang saja Tuhan tidak tidur pikirku. Selalu saja aku menemukan gang buntu dalam mencari kebenaran dan pembelaan dari orang lain. Samudera ini harus diselami tak bisa kalian berharap mendapat ikan banyak kalau memancing di laut dangkal. Cari tahu dulu kebenarannya.
Aku tidak membicarakan diriku sendiri. Tapi aku jadi ikut gerah menanggapi kejahilan orang yang tak pernah ditatar mulutnya, yang selalu apatis, senang terbawa arus dan menikmati jalan cerita bak sinetron yang dibuat berlebih-lebihan berepisode-episode.
Aku duduk tertawa-tawa bersama karibku. masalah kami sudah selesai sejak dimulai. hanya butuh fakta untuk menghadapi kepalsuan. kami selalu menantang orang-orang cerewet itu untuk membuktikannya. mereka kaku, mati kutu! dan mulai membuat episode baru yang menyudutkan pemeran utamanya.
Dari awal aku menapaki tempat ini, aku berusaha menerima kekurangan-kekurangan yang ada. sadar sebagai anak baru, yang selalu diolok-olok, diremehkan, tapi mereka buta akan kemampuanku. anak baru ya anak baru, mau jadi manager pun tetap saja baru. who cares?
Hari ini.
Aku menghadapi masalah. masalah yang tidak besar dan bisa diselesaikan hanya dengan menjentikkan jari. tapi aku dibuat terpingkal-pingkal dengan ulah mulut-mulut kecebong yang lebay. katanya aku melakukan kesalahan dengan 1000 dosa.
aku tidak akan menceritakan masalahku disini, yang terjadi kala itu ada konflik keluarga (baca: aib) yang menyebabkanku tidak dapat hadir. Tenang saja, Tuhan tidak tidur, pikirku selalu begitu.
Sekali lagi aku tidak bisa mneceritakan masalahnya kepada siapa pun. ini aib. mengertikah kalian akan aib keluarga? mereka malah mencemari hidupku dengan berita kehamilan yang sudah beredar luas ke laut dangkal. hahaha tenang saja lebih luas laut dalam dan seisi lautan sudah tahu apa yang harus kulakukan. menyelam dan mencari mutiara.

::CHEERS::

Selasa, 18 Mei 2010

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Saya baru saja menikmati hiruk pikuk ini. Tempat ini, perusahaan ini dan industri ini. Pekerjaan dengan kesibukan yang tiada matinya, service dan language. It's my life. Tapi wajah hospitality hanyalah WACANA.
Saya hanya berusaha mengikuti peraturan di perusahaan ini, dan berusaha mengaplikasikan kemampuan saya sebaik mungkin tanpa ingin menyalahi aturan yang ada. Saya memang tenang, santai, dan jinak. Tapi jangan menilai terlalu dangkal tentang wajah saya yang dungu seperti badut. Jangan pernah memanfaatkan orang seperti saya. NEVER!
Saya hanya berusaha menjadi orang yang apa adanya: saya bisa marah kalau ada membuat saya marah, saya juga bisa ramah kalau mereka pun ramah. Tapi nampaknya saya terlalu baik pada semua orang, mengingat saya baru beberapa bulan di sini dan sedang berusaha mencuri perhatian para superior agar saya dianggap ADA.

Berkali-kali saya memasuki tempat ini. Area di belakang meja kerja saya. Rusuh dan berantakan. Bagai rantai makanan-- Makan dan dimakan. Saya gambarkan seekor musang yang menanti anak ayam untuk disantap. Kedatangan anak ayam itu hanya sekali setahun. bayangkan betapa laparnya mereka, dan berlomba-lomba mendapatkannya demi kekenyangan perut mereka sendiri. Sementara anak ayam itu tidak bisa lari, bagaimanapun harus masuk lagi ke kandang musang sampai mereka menjadi jinak dan bosan bahkan sampai anak ayam itu mati menangis. Malang nian nasib anak ayam itu.
Wajah dapur sebuah hotel. Ada para juru masak, dan kru lain yang bertugas mengantar makanan, juga para manager dan supervisor yang mengawasi. MENGAWASI.
Saya berani bilang: Terkadang Mereka melupakan personal hygiene. Mereka lupa akan atittude. Mereka lupa akan arti hospitality (keramahtamahan) yang seharusnya. Hei kawan, ini hotel bukan warung! Beberapa kali juga saya mengamati betapa pentingnya sebuah posisi dan jabatan di sini. Mungkin bisa dianggap sebagai achievement. Tapi bagaimana mereka menempatkannya? Satu hal yang buruk. Sekali lagi saya harus bilang "Hospitality hanyalah Wacana!". Padahal mereka memulai karirnya dari level terendah, yang juga dibekali dengan pentingnya keramahtamahan di industri ini, berkali-kali mereka mengikuti training tentang Grooming & Courtesy, tapi mana? saya hanya melihat wujudnya nol koma nol nol nol nol persen dari mereka. TOPENG.

Saya cukup banyak diam, belum mengambil tindakan apapun. Bukan saya takut, bukan saya pengecut, tapi saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan orang-orang tersebut. Pelecehan sexual sudah menjadi masalah menahun dalam industri ini, tapi kenapa selalu ada lagi, ada lagi, dan lagi. Apa tidak ada sanksi dengan efek jera bagi mereka yang melakukannya? Saya sudah bilang, saya terlalu baik di sini dan mereka memanfaatkan kebaikan saya yang seolah-olah terkesan murahan. Tidak. Mereka salah besar! ketika saya selalu tersenyum adalah karena saya menikmati dunia ini. Itu saja.

Mereka berani menyentuh saya, dan saya balas dengan tamparan. Tindakan dibalas dengan tindakan. Cukup adil buat saya. Seberapa tinggi sih jabatan mereka? saya tidak pernah takut menghadapi kesalahan. Mereka cuma bisa marah dan mengingatkan saya bahwa mereka adalah atasan, mereka adalah bos, seolah-olah mereka juga berkuasa atas segala-galanya. "Tapi harusnya Anda tahu diri, tahu batasannya, bisa bersikap profesional dan tidak melecehkan, bukan memanfaatkan posisi Anda untuk merendahkan orang lain!" begitulah saya berbicara di depan banyak orang, disaksikan beribu pasang mata dari berbagai departement.

"Tak punya Adab!" gertaknya. Tunggu! arti beradab itu apa? saya kuatkan dengan mencari maknanya di KBBI.
Adab berarti n kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; akhlak:
ber·a·dab v 1 mempunyai adab; mempunyai budi bahasa yg baik; berlaku sopan: perbuatannya spt kelakuan orang yg tidak ~; 2 telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya:
meng·a·dabi v memperlakukan dng sopan; menghormati: sbg orang sopan kita harus ~ sesama manusia;
per·a·dab·an n 1 kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin: bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat ~ nya; 2 hal yg menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa;
mem·per·a·dab·kan v mengusahakan supaya beradab; meningkatkan taraf hidup; membudayakan:
ke·a·dab·an n ketinggian tingkat kecerdasan lahir batin; kebaikan budi pekerti (budi bahasa dsb):


Terbuktilah siapa yang tidak punya adab sesungguhnya. Ketika salah hanya bisa marah. Bertingkah seenaknya karena tameng jabatan. If i work in a foreign company, i will send you home. Seandainya hukum bisa berbicara seadil-adilnya di perusahaan ini, di negara ini, Saya sudah mengadukannya ke personalia. Tapi percuma, tidak pernah ada imbalan yang setimpal. Good people will deserve a bad thing at least nothing. Begitu kira-kira gambaran anak-anak ayam di Hospitality Industry ini yang hanya sekedar Wacana.

Entah kepada siapa lagi saya harus mengadu. Kejadian ini sudah menimpa saya dan teman-teman saya. Kami bukan babu, kami bekerja bukan untuk diinjak-injak. Sayangnya kami terlalu mencintai pekerjaan ini dan tak bisa mengusir mereka begitu saja. Kami korban tapi kami yang diusir. Sungguh tak ada pentingnya lagi sisi kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau hukum buta jabatan dan uang, sudah pasti saya akan menuntut seadil-adilnya dan seadab-adabnya.

::cheers::

Rabu, 12 Mei 2010

Oh Seattle, Aku Sendiri.

Aku membanting setir, menepi di ujung daratan dan menyambut laut. Angin senja hari membawaku pada imajinasi yang dalam. Tak ada yang tersisa di benakku kecuali menginjak Seattle. Segera.
Sabtu pagi. Benar-benar ku melangkah di gerbang The Emerald City, seolah ia menyambut kedatanganku di sini. Laut, laut, oh aku melihat laut dan...Space Needle!!
Seandainya aku pergi bersama orang yang paling aku sayang, pasti aku sudah memeluk dan mencium bibirnya di tengah keramaian. Bahkan aku rela ber-honeymoon ria di atas Space Needle.Hahaha!
Ah orang-orang yang menjemputku membuyarkan kekagumanku pada tempat ini. Aku belum kenyang memandanginya. Tapi aku berlomba dengan jadwal bekerja. Kota yang ramai akan gedung-gedung pencakar langitnya, tapi tidak sesederhana Jakarta.
18 jam di dalam pesawat. Jet Lag! Tapi aku tak pedulikan pusing kepala ini. Aku jatuh cinta pada Seattle. Teringat cinta segitiga Addison, Grey dan Shepherd. Mereka yang membuatku ingin mencicipi kehangatan kota ini. Kapal-kapal Ferry memajang tubuhnya di sisi pelabuhan. Kapal pesiar sekelas Ritz Carlton dan JW Marriot menantangku berlayar. Angkuh dan berkelas.
Aku menunduk bahagia di sana.Menunduk. Tak berani menatap romantisme orang-orang yang mabuk asmara. Seandainya ia ada bersamaku sekarang, dan bisa bersama-sama menikmati pemandangan ini.
Oh Seattle Aku sendiri...

Senin, 10 Mei 2010

The Kitchen


I chose to live and grow in front of the kitchen. not inside. the place in where full with a dirty side. Look a the face of the kitchen, that there were a wild animal came and ran towards. they lick, they bite, and kill. I tried to run away before coming. but i couldn't. i have to face them as always.
I wrote a mail inside my head, and imagine that would be a good idea if i posted it to the office. but again, i couldn't. i have a thousand words of complaint, a hunded words of hatred, and tenth of anger. The wild animal changes their mood easily. they became a tame and gave a compliment to the victim, and hide behind their own uniform. "i'm a boss" they said.. they are still 'licking' even the tongue is cut.
sometimes i think to give up, yet i can't. coz i have to wait until the next 5 months to claim. then i will be free.
so i'm just hanging out there and give the F words, hold the middle finger up coz i hate this situation in this kitchen. they're just lust and hungry and thirsty coz they never eat their own food after cooking...

Minggu, 09 Mei 2010

SAJAK KEMATIAN

WANITA PELAUT DAN PENGUDARA

Dua pekerjaan di atas merupakan lahan basah untuk mengais Dolar dan Euro. Tentu saja saya tidak membicarakan perusahaan lokal di sini Faktanya, Masyarakat Indonesia berlomba-lomba mencari peluang karir pada dua bidang tersebut hingga ke ujung dunia.
Pelaut adalah sebutan untuk para pekerja yang bekerja di kapal pesiar, bukan hanya sebagai ABK tapi crew di Front Office, F&B, Housekeeping, hingga Laundry Department layaknya karyawan hotel bintang lima plus (baca: Diamond). Sedangkan Pengudara adalah istilah untuk orang-orang yang bekerja di maskapai penerbangan, khususnya para pilot dan pramugari. Sebut saja Singapore Airlands, Cathay Airways, Emirates, dsb merekrut para crew khususnya dari Asia termasuk Indonesia.

Pelaut dan Pengudara adalah lahan yang tepat untuk para pekerja keras. Saya mengacungkan jempol bagi mereka. Kenapa? Pekerjaannya sangat berat dan penuh pengorbanan. Mereka harus tinggal jauh dari keluarga,dan hanya sesekali pulang ke negaranya sendiri, bahkan mereka harus siaga 24jam karena Para crew harus concern terhadap kepuasan penumpang atau customer. Itulah sebabnya mengapa perusahaan-perusahaan tersebut sangat ingin merekrut crew dari Indonesia, karena Indonesia terkenal akan keramahannya.

Tapi lagi-lagi saya harus berdebat dengan sikap orang-orang konservatif yang pemikirannya sangat dangkal. Katanya pekerjaan ini tidak aman untuk wanita. Katanya mereka bisa ditiduri. Katanya para paramugari bisa disewa oleh pilotnya. Katanya mereka hobi party dan minum-minum. Katanya mereka akan ter-western-isasi dengan pergaulan bebas (free sex, drugs dan alcohol). Katanya lagi, dan katanya lagi…
Baiklah, kita bisa bicara dengan melihat fakta tanpa harus meng-copy paste dan mem-forward anggapan orang lain. Tak usah jauh-jauh lah melihat jabatan ini. Di darat pun penyakit seperti ini telah menjamur. Faktanya memang di sana ada yang seperti itu dengan asas mau sama mau, suka sama suka, tapi bagaimana kalau tidak mau? Tentu saja perusahaan mempunyai aturan yang ketat mengenai sex abuse, verbal abuse, criminal, etc. They (perusahaan) will give one ticket home if the crew got a criminal report. Ini berlaku bukan hanya crew yang setaraf levelnya, tapi mereka juga bisa memulangkan seorang Kapten jika ia benar-benar melakukan kejahatan, atau kekerasan sexual. So I think it will be safe for females crew or other. However, just back to the person, kalau memang mau ya resiko ditanggung pribadi, tapi kalau memang ada pemaksaan maka perusahaan akan campur tangan. Ingat, perusahaan punya batasan dan aturan yang ketat (dan tidak bisa disogok).

Dan berhentilah menghakimi dua pekerjaan tersebut dengan image yang kotor. Banyak nilai plus yang tidak diketahui, pekerjaannya bisa membawa mereka pergi keliling dunia, mereka bisa mengumpulkan modal yang tidak sedikit dalam 1x kontrak untuk memulai usaha di Indonesia, dan intinya lingkup sosial mereka sudah tidak nasional lagi melainkan internasional, yang mungkin juga akan merubah cara pandang, gaya hidup, dan sikap. Kalau positif dan negatifnya, saya akan tetap bilang “Back to the person, coz I believe in Karma : a good people will deserve a good thing”

::CHEERS::